KOTOMONO.CO – Kpop adalah salah satu gelombang budaya yang tidak bisa dipungkiri pengaruhnya dalam tatanan dunia global. Sejak era krisis moneter 1998, kpop menjadi salah satu penyelamat ekonomi di Korea Selatan. Era itu dinamakan generasi pertama kpop dengan banyak artis ternama seperti H.O.T, Shinhwa dan SES.
Memasuki generasi kedua di tahun 2000-an, tren kpop semakin besar terutama di banyak negara Asia, dengan hadirnya grup kpop seperti TVXQ, Super Junior, Girl’s Generation, Bigbang dan 2NE1. Pengaruh global kpop, pada era ini juga sudah mulai menguat. Grup-grup besar seperti disebut di atas juga telah banyak mengukir prestasi di tingkat internasional.
Kemudian pada dekade berikutnya, yaitu 2010-an, mulai memasuki era generasi ketiga ketika EXO debut. Saat dominasi masih dipegang oleh grup-grup seniornya, EXO hadir dengan berbagai prestasi dan menjadi penanda dimulainya era generasi baru dalam tatanan kpop.
Pada era ini pula bermunculan grup-grup besar seperti BLACKPINK, Twice, Red Velvet, BTS, Seventeen, dan NCT yang semakin menguatkan dominasi globalnya dalam peta musik kpop. Puncak generasi ketiga ditandai dengan meledaknya prestasi-prestasi BTS secara global, serta tingginya popularitas BLACKPINK.
Selain itu, pada generasi ini pula warna musik dan konsep grup kpop semakin beragam. Bisa dikatakan, gen 3 adalah generasi kpop paling gemilang dan mengesankan.
Lalu bagaimana dengan generasi berikutnya, yaitu generasi ke-4 musik Kpop?
Dengan kejayaan generasi ketiga yang masih bisa dirasakan hingga saat ini, rasanya mustahil bagi para junior untuk melangkah tanpa dibayangi para seniornya. Namun rupanya generasi ke-4 yang juga merupakan bagian dari gen Z ini tetap memiliki kekuatannya sendiri.
Mereka yang debut mulai 2018, menurut beberapa media Korea, menjadi bagian dari penanda datangnya generasi yang baru. Ada beberapa nama yang berhasil mencuri perhatian fans dan sukses mengumpulkan penggemar yang tidak sedikit. Akan tetapi, publik rasa-rasanya belum menyadari keberadaan mereka. Pada tahun-tahun tersebut dominasi grup-grup senior memang masih terasa sangat kuat.
Sampai kemudian pada November 2020, grup aespa melakukan debut dengan single “Black Mamba”. Pada mulanya, aespa direncanakan debut awal 2020, tapi harus ditunda karena pandemi melanda dunia. Awal-awal debut aespa diwarnai dengan munculnya rumor-rumor tidak benar terhadap para member. fandom kpop dan netizen memberikan reaksi negatif terkait konsep yang mereka usung. Konsep kecerdasan buatan atau AI dan segala tetek bengeknya dianggap aneh dan tidak relatable dengan banyak orang
BACA JUGA: Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya
Namun rupanya hal itu tidak membuat debut aespa gagal, malah aespa memecahkan banyak rekor bahkan sejak hari pertama. Lagu Black Mamba meraih streaming hari pertama terbanyak Spotify untuk grup debutan 2020.
Video musiknya meraih tampilan terbanyak untuk lagu debut Kpop sebanyak 21,7 juta, trending di puluhan negara dan menjadi video musik debut tercepat yang meraih 100 juta tampilan. Black Mamba juga berhasil masuk tangga lagu Apple Music di 93 negara dan iTunes di 45 negara, serta Billboard di 4 kategori. Aespa pun berhasil meraih piala Rookie of The Year dari Seoul Music Award dan Gaon Chart Music Award.
Memasuki tahun 2021, Aespa mengejutkan penggemar saat diumumkannya grup tersebut terpilih sebagai Global Ambassador untuk merk mewah Givenchy. Kabarnya, menurut petinggi Givenchy Korea, aespa telah direkrut bahkan sebelum mereka resmi debut. Hal ini menjadikan aespa sebagai grup idol pertama yang menjadi GA untuk merk yang berbasis di Paris tersebut.
Setelah merilis lagu “Next Level” pada Mei 2021, popularitas aespa makin meroket tak terbendung. Lagu yang awalnya tidak begitu disukai netizen itu perlahan mulai berhasil meraih prestasi yang sangat mengesankan dan memecahkan banyak rekor di berbagai chart musik.
Next Level juga menjadi lagu yang viral di Korea Selatan sampai masyarakat dari segala kalangan dan usia tahu tarian dari lagu ini. Bahkan nih Next Level dijadikan tema untuk acara penghargaan, gerakan vaksin nasional, lagu tema peluncuran roket, lagu pembukaan kuliah umum di universitas, bahkan pemilihan presiden disana.
BACA JUGA: BTS Putuskan Hiatus, Rasa-rasanya Seakan Bubar Alon-alon
Pada Oktober 2021, aespa merilis EP pertama mereka bertajuk Savage, yang juga berhasil mencatatkan rekor baru untuk pre-order terbanyak album debut grup idol wanita hingga sempat mempengaruhi kenaikan saham SM Entertainment. Savage menjadi lagu pertama grup generasi ke-4 yang meraih Perfect All-Kill. Sampai saat ini, penjualan album Savage telah melebihi 730 ribu eksemplar.
Pada akhir tahun 2021, aespa sukses memborong piala mayor seperti Best Female Group, Rookie of The Year dan Record of The Year dari berbagai acara penghargaan seperti Mnet Asia Music Award, Melon Music Award dan Asia Artist Award, di mana grup itu meraih Daesang pertamanya.
Bersama BTS, aespa juga menjadi idol yang menerima penghargaan Visionary Award 2021, di mana hanya ada 6 nama penerima yang dianggap membawa visi baru di dunia industri dan entertainment Korea.
Di awal tahun 2022, aespa kembali memborong 4 penghargaan dari Golden Disk Award, di mana mereka mendapatkan nominasi terbanyak. Aespa juga membuat sejarah baru di ajang KMA, yang disebut sebagai Grammy-nya Korea.
Di KMA, aespa mencatatkan diri sebagai grup idola pertama penerima Rookie of The Year sejak KMA diadakan pada 2004, setelah sebelumnya hanya solois atau duo yang pernah menang. Piala ROTY KMA itu menjadi piala pamungkas dari koleksi piala ROTY aespa dan menjadikan mereka meraih titel Ultimate Rookie Grand Slam.
BACA JUGA: Sisi Gelap Dibalik Spektakulernya Industri Hiburan K-Pop
Aespa juga meraih piala untuk kategori baru Best Kpop Song serta Daesang ketiga mereka di kategori Song of The Year, menjadi grup wanita kedua peraih SOTY setelah SNSD, yang meraihnya pada 2011 lewat Gee.
Tak berhenti di ajang penghargaan tahunan, pada April 2022 aespa kembali menjadi buah bibir saat dikabarkan tampil di panggung utama Coachella, salah satu festival musik terbesar di Amerika Serikat.
Lalu pada bulan Mei, aespa masuk dalam daftar The Next Generation Leaders majalah TIME bersama tokoh-tokoh muda lainnya dari berbagai latar belakang. Tak lama berselang, majalah Forbes juga memasukkan aespa dalam 30 daftar Under 30 tahun 2022, menjadikan aespa artis Kpop ke-5 yang masuk daftar tersebut.
Setelah penantian selama 8 bulan, awal bulan Juni kemarin, aespa mengejutkan penggemar dengan merilis video animasi pendek untuk EP baru berjudul Girls, dan seminggu kemudian mencatat rekor baru dengan jumlah pra-pesan sebanyak lebih dari 1 juta.
Pada hari perilisan, yaitu 8 Juli, SM mengumumkan jumlah pra-pesan mini album kedua aespa telah menembus lebih dari 1,6 juta, menjadikan aespa grup wanita pertama yang mencapai angka tersebut. Tak berhenti di situ, Girls juga mencatatkan pembelian minggu pertama tertinggi untuk album grup idol wanita sebanyak 1,4 juta kopi menurut Circle Chart (sebelumnya Gaon Chart), dan 1,1 juta kopi menurut Hanteo Chart.
BACA JUGA: Blackpink Comeback, yang Bahagia Nggak Cuma Penggemar Saja
Sebelumnya, aespa juga berhasil menjual lebih dari 10 ribu tiket dalam showcase mereka di LA pada 26-27 Juni. Selama dua minggu promo di AS, aespa sempat tampil di Jimmy Kimmel Live dan menghadiri High Level Political Forum di UN General Assembly untuk berpidato mengajak generasi baru agar ikut berperan dalam mewujudkan tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) dari PBB.
Aespa juga tampil menjadi artis pembuka di GMA (Good Morning America) Summer Concert Series, setelah dua tahun acara tersebut harus mandek karena pandemi. Tiket untuk konser di hari aespa tampil dengan cepat terjual habis.
Prestasi yang selalu datang itu menjadikan aespa dengan cepat masuk dalam jajaran artis kelas A Korea, hingga banyak memunculkan diskusi netizen tentang siapa yang pantas disebut leader atau pemimpin dari generasi ke-4. Perbincangan itu mungkin menarik, namun sebetulnya tak penting sama sekali, karena hanya mengakibatkan perang antar fandom yang tak berkesudahan.
Saat ini, beberapa grup gen 4 memiliki prestasi (chart, penjualan) dan talenta yang hampir seimbang. Dengan banyaknya grup-grup baru bermunculan, persaingan akan semakin sengit dan tentunya menarik.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Drama Korea On Going Juli 2022 yang Sayang Kalo Dilewatkan
Akan tetapi, ketika membicarakan aespa, mungkin akan terasa lain. Aespa seolah hadir sebagai pembuka pintu, jika tidak berlebihan disebut pendobrak tembok bagi generasi ke-4, mengingat banyaknya rekor terdahulu yang berhasil mereka pecahkan. Memang dalam beberapa hal, aespa belum bisa menyamai atau melampaui senior mereka, tapi dengan hadirnya girl band yang satu ini, publik menjadi lebih sadar bahwa transisi generasi baru di industri kpop telah dimulai.
Dengan mengacu soal prestasi, pengakuan dari publik dan para profesional. Saya rasa dan menyakini pengaruh aespa di beberapa bidang serta potensi yang unik dan tak terbatas. Maka tak berlebihan rasanya jika menyebut aespa sebagai salah satu pemimpin teratas generasi baru Kpop 4.0. Apalagi, aespa memiliki bakat, profesionalisme, kepribadian dan mindset tipikal seorang pemimpin.
Sebagaimana pernah diungkapkan Giselle, “I think rather than us having one exact goal (breaking other’s record) or thing that we want to do (surprassing other’s achievement), we actually just want to keep breaking our own records like, we want to keep improving ourselves, being the better version of us and share that positive energy to our fans.”