KOTOMONO.CO – Nasi Goreng Idaman jadi menu favorit makan malam di Megono Restaurant Hotel Santika Pekalongan.
Belum dianggap makan kalau belum makan nasi. Sepotong kalimat itu lekat betul di lidah kebanyakan orang Pekalongan. Sampai-sampai hampir menjadi adagium. Tapi, bagaimana jika cuma makan nasi, tanpa menu pelengkapnya?
Oh, kalau soal itu kebanyakan orang seantero Nusantara nggak kehabisan akal. Ada banyak cara agar tetap bisa makan nasi, walau tanpa lauk pelengkap lainnya. Asal ada rempah-rempah yang biasa dijadikan bumbu di dapur, sepiring nasi putih bisa diolah. Disulap menjadi sajian yang bikin lidah bergoyang. Salah satunya, Nasi Goreng!
Sajian menu yang satu ini tergolong menu yang legend banget. Saking legendnya, seorang noni Belanda, Louisa Johanna Theodora “Wieteke” van Dort atau Tante Lien, mau-maunya bikin lagu berbahasa Belanda, Geef Mij Maar Nasi Goreng. Lagu ini mengisahkan kerinduannya pada masakan-masakan Indonesia setelah ia kembali ke Belanda, di saat hubungan Indonesia dengan Belanda justru sedang panas-panasnya gegara masalah perebutan Irian Barat (Papua).
Artinya, Nasi Goreng bukan menu sembarangan. Sekalipun dalam keseharian, menu ini mudah didapat. Di pinggir-pinggir jalan, di emperan toko, sampai di dalam gang-gang kampung bisa kita temukan penjual nasi goreng.
Menu legend ini, bahkan juga bisa kita temukan di restoran berkelas. Boleh dibilang, Nasi Goreng adalah menu masakan yang bisa diterima di semua kalangan. Menu yang nggak cuma merakyat, melainkan pula bisa jadi menu yang membuat sekat-sekat sosial terabaikan.
Terinspirasi oleh spirit Nasi Goreng itu, Hotel Santika Pekalongan patut berbangga. Karena masakan khas Indonesia yang satu ini bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa. Makanya, menu legend ini dihadirkan untuk para tamu dan pengunjung Hotel Santika Pekalongan, sebagai menu favorit makan malam. Hanya, agar punya kesan mendalam terhadap keberadaan Hotel Santika Pekalongan, maka menu yang bikin perut beneran kenyang ini diberi nama Nasi Goreng Idaman.
Wah, dari namanya saja sangat Indonesia banget. Nasi Goreng Idaman. Kata “idaman”, dalam dunia perkamusan searti dengan cita-cita atau sesuatu yang didambakan. Bentuk dasarnya, “idam” yang terambil dari bahasa Sanskerta, “hita”. Artinya, yang diinginkan, yang direncanakan, atau yang ditujukan. Kata “hita” kemudian juga diadopsi bahasa Tamil menjadi “ittam”, yang artinya keinginan, opsi, atau kebahagiaan.
Jika begitu, penamaan menu Nasi Goreng Idaman boleh jadi nggak asal comot. Tetapi, sangat mempertimbangkan kedekatan bahasa dan juga maknanya. So, dengan sedikit mengurai asal kata “idaman” bisa dibilang kalau menu manakan yang dihadirkan oleh Hotel Santika Pekalongan ini diharapkan akan dapat memenuhi keinginan lidah para tamu dan pengunjung, sehingga mereka pun bisa berbahagia. Ahai! Formula nama yang ciamik dah!
Nggak heran juga kalau Hotel Santika Pekalongan boleh bilang bahwa menu Nasi Goreng Idaman ini beda dengan Nasi Goreng lainnya. Spesial! Pastilah. Kan mau bikin semua orang yang datang jadi bahagia.
Formula rasa yang membawa kebahagiaan ini diawali dari racikan bumbu pilihannya yang spesial. Selain itu, diilhami spirit Nasi Goreng yang bisa menyatukan segala perbedaan selera, proses memasak menu Nasi Goreng Idaman ini pun dilakukan dengan sepenuh hati. Sebab, seperti diungkap Sous Chef Hotel Santika Pekalongan, Yazid, “Memasak itu mempersembahkan yang terbaik yang kita punya. Maka, memasak memang harus dilakukan dengan segenap rasa. Skill, pengalaman, dan pengetahuan adalah penunjangnya.”
Saat Anda memesan, Anda bisa menyaksikan langsung aksi Chef Hotel Santika Pekalongan memainkan spatula dan wajan di atas perapian yang ada di stall gerobak yang tersedia di Megono Restaurant, Hotel Santika Pekalongan. Cara ini dilakukan agar para tamu dan pengunjung restoran akan benar-benar merasakan sensasi masakan rakyat yang melegenda ini. Para pengunjung dibawa ke sebuah pemandangan yang sangat galib ditemukan di kampung-kampung, sesuatu yang barangkali terkesan remeh namun memiliki nilai yang tak terukur oleh apapun. Sebab, yang mereka saksikan adalah sebuah persembahan. Bukan sekadar aksi memasak.
Sementara, dalam penyajian Nasi Goreng Idaman ini juga sangat memperhatikan seni garnishnya. Apalagi penyajian menu legend yang satu ini dilengkapi pula dengan menu-menu pendamping seperti telur ceplok/dadar, suwiran ayam, kerupuk, dan menampilkan kesegaran acarnya.
Soal harga, so pasti impaslah dengan pengalaman merasakan sensasinya. Nggak cuma rasa pada makanan, akan tetapi bagaimana para pengunjung dibawa pula pada suasana yang mampu menyatukan peristiwa di kampung dengan kemegahan yang mewah. So, banderol Rp 30.000 per porsi plus free soft drink boleh dibilang masih sangat layak.
Mau nyoba? Sebaiknya kunjungi saja Hotel Santika Pekalongan yang ada di kawasan Stasiun Pekalongan. Tepatnya di seberang Stasiun Pekalongan. Aksesnya sangat mudah dijangkau.
========
Penulis : Ribut Achwandi