KOTOMONO.CO – Dampak banjir yang menggenangi Kota Pekalongan dan sekitarnya dirasakan betul oleh warga. Di Kota Pekalongan saja, dari 27 kelurahan yang tersebar di 4 Kecamatan, tercatat, 22 kelurahan tergenang luapan air. Rumah-rumah warga dan fasilitas umum pun tak luput diterjang banjir. Belasan ribu warga kota Pekalongan pun terpaksa meninggalkan rumah mereka dengan membawa bekal seadanya, memenuhi pos-pos pengungsian yang tersedia.
Memang, mereka tinggal di pengungsian hanya sementara waktu. Tetapi, mereka mesti bersabar dan bertahan dengan ketidaknyamanan. Melegakan hati untuk tidak terlalu banyak menuntut ketenteraman. Tidur mereka pun mesti terusik oleh udara dingin yang menusuk tulang.
Aktivitas sehari-hari mereka di dalam memenuhi kebutuhan hidup pun terasa terhimpit. Bahkan, ada pula yang dengan berat hati harus menghentikan sementara waktu aktivitasnya bekerja. Tak pelak, pemenuhan kebutuhan harian mereka pun tercekat. Sedang isi dompet mereka boleh jadi kian menipis.
Tinggal di pengungsian, sekalipun sementara, memang bukan pilihan mereka. Keadaanlah yang memaksa demikian. Di sana, mereka tak lagi cukup waktu untuk memikirkan apakah makanan yang mereka makan itu mencukupi kebutuhan gizi mereka atau tidak. Bagi mereka, yang penting masih punya kesempatan untuk sekadar mengisi perut agar tak lapar.
Tak ada harapan lain, kecuali menggantungkan pada rasa empati dari para dermawan yang ringan tangan untuk mengulurkan bantuan. Setiap kali ada yang datang ke pos-pos pengungsian untuk mendermakan bantuan, senyuman lebar warga pengungsi mengembang. Seolah ada harapan untuk menyambung hidup.
Memprihatinkan, memang. Namun, di balik pemandangan yang memprihatinkan itu, ada banyak pihak pula yang akhirnya memedulikan. Sejumlah komunitas, organisasi kemasyarakatan, lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya, tak tinggal diam. Mereka bergerak menggalang donasi. Mereka juga bergerak dari satu kelurahan ke kelurahan lain, dari satu pintu rumah ke pintu rumah lain, untuk membagikan beragam bantuan kepada warga terdampak. Dengan harapan, agar apapun yang telah disumbangkan dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk akibat banjir yang melanda.
Begitu pula yang dilakukan oleh segenap Manajemen dan Karyawan Hotel Santika Pekalongan. Rasa kepedulian itu lantas diwujudkan ke dalam upaya mereka untuk mengajak serta siapapun agar sedia berbagi makanan kepada warga terdampak.
PR & GM Secretary Hotel Santika Pekalongan, Mbak Himas, menyatakan, “Kegiatan ini awalnya cuma sebuah gagasan spontan. Namun, setelah dibicarakan secara intens, tercetuslah ikhtiar ini. Kami mengajak siapapun untuk ikut berbagi makanan siap saji bagi warga yang kena dampak banjir.”
Selain makanan siap saji, kata Mbak Himas, juga dibagikan kepada warga terdampak aneka bahan makanan dan obat-obatan. “Iya, kami membagikan itu semua ke pos-pos pengusian dan dapur umum,” katanya dengan wajah menyenyum.
“Dan ada yang perlu kami sampaikan juga, Mas. Bagi warga Pekalongan dan sekitarnya, yang membutuhkan tempat menginap sementara, kami menyediakan kamar dengan potongan harga hingga 250 ribu rupiah. Potongan ini berlaku dengan syarat dan ketentuan,” paparnya.
Dalam balutan setelan jas hitam yang dipadupadankan dengan kerudung hitamnya, gadis berwajah tirus itu kembali menjelaskan, jika kegiatan ini menjadi bagian dari rasa prihatin dan bentuk kepedulian Hotel Santika Pekalongan. “Hotel ini kan sudah menjadi bagian dari Kota Pekalongan, Mas. Tak patut rasanya jika kami diam diri tanpa melakukan apa-apa ketika kota ini dilanda kesusahan. Sudah menjadi kewajiban buat kami juga untuk sama-sama saling menguatkan,” ungkapnya.
Hotel Santika Pekalongan Terletak di Jalan Gajahmada No 7A, Kota Pekalongan(Depan Stasiun Kota Pekalongan), atau 5 Menit dari Interchenge Tol Pekalongan di Depan Pasar Batik Setono. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hotel Santika Pekalongan, silahkan menghubungi WA 081804460600 atau follow Instagram @santikapekalongan.
========
Penulis : Ribut Achwandi