KOTOMONO.CO – Denger-denger jalan Hayam Wuruk mau diduarahin lagi ya? Wah, kebijakan yang brilian.
Sejak November 2014 lalu atawa tujuh tahun silam, Jalan Hayam Wuruk diberlakukan sistem satu arah (SSA) dari barat ke timur kini akan kembali dibuka dua arah khusus untuk roda dua. Namun, pemberlakuan dua arah hanya dari arah timur sampai pertigaan Pasar Anyar. Dan, namun yang kedua, rencana itu baru hendak diujicobakan.
Begitu berita yang saya baca 25 Maret lalu. Rupanya selain Hayam Wuruk, ada juga beberapa ruas jalan yang akan kembali dibuka dua arah. Jalan Cempaka, Jalan Terate, dan Jalan Kenanga adalah salah tiganya.
Sampai di sini saya ingin sampaikan kepada Anda yang barangkali tidak tinggal atau mampir di Pekalongan, nggak tahu nama-nama jalan itu ada di mana. Jadi, mungkin akan lebih enak kalau saya jelaskan dulu.
Jalan Hayam Wuruk itu ancer-ancernya tidak jauh dari Alun-alun Kota Pekalongan. Kalau Anda nggak tahu lokasi alun-alun di mana, coba cek di Maps deh. Jika alun-alun Kota Pekalongan susah dicari, Anda bisa mengetik “Masjid Jami’ Pekalongan” di Maps. Nah dari situ Anda bisa mengarahkan Avanza atau N-Max ke utara tepat ke perempatan.
BACA JUGA: Kanal Wadul Aladin dan Aplikasi Pekalongan Smart City yang Mbuh
Di situlah kalau belok kiri Anda akan menemukan plang bertuliskan “Jl. Hayam Wuruk”. Soal nanti Anda nggak nemu plangnya, itu bukan urusan saya. Yhaaa siapa tahu, waktu tulisan ini tayang bersamaan dengan pembongkaran plang nama jalan itu. Namun apa pun itu, jalan tersebut memang Jalan Hayam Wuruk.
Nah untuk tiga jalan lain yang ngatut saya sebut, monmaap saya nggak bisa jelasin. Anda coba manfaatkan Google Maps saja. Karena kalau ditulis bisa terlalu panjang nanti. Penjelasan letak Jalan Hayam Wuruk saya cukupkan saja, kita balik lagi ke rencana Pemkot Pekalongan tadi.
Pendek kata, pembukaan kembali dua arah di Jalan Hayam Wuruk sesuai dengan arahan Wakil Walikota Pekalongan, Salahudin. Ini untuk mendukung program 100 hari setelah dilantik. Sebuah upaya untuk memudahkan transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sebagai warga Kota Pekalongan yang memegang komitmen untuk senantiasa berprasangka baik pada Pemkot, saya mendukung dan mengapresiasi penuh rencana tersebut. Saya rasa memang sudah saatnya Jalan Hayam Wuruk kembali tampil menjadi salah satu promotor jalan ramai dan sesak di Kota Pekalongan. Biar Jalan Hayam Wuruk bisa mengalahkan dominasi Jalan Mas Mansyur.
BACA JUGA: 2036 Kota Pekalongan Terancam Tenggelam, Tapi Kita Nggak Tahu Harus Apa
Kalau dibilang Jalan Hayam Wuruk sekarang sangat lengang, saya sepakat. Apalagi pertigaan Pasar Anyar ke timur. Itu lengang banget, sampai “Wong Solo” ganti plang nama saja sama sekali tidak terganggu oleh lalu lintas padat. Sebab itulah, ide membuka kembali dua arah Jalan Hayam Wuruk adalah ide yang sangat brilian.
Dengan kembali membuka Jalan Hayam Wuruk dua arah, meski hanya sampai Pasar Anyar bisa memudahkan akses transportasi. Memudahkan bagaimana wong cuma roda dua? Wah yo justru itu. Saya rasa ada semacam analisis yang cerdik, cermat, dan terukur dari Pemkot Pekalongan dan Dinas Perhubungan setempat.
Pemkot ini sudah tahu persis kalau masyarakatnya kebanyakan menggunakan sepeda motor. Dan buktinya, tahun 2019 saja, jumlah kendaraan roda dua di Kota Pekalongan mencapai 141.228. Jauh lebih banyak jika dibandingkan roda empat, misalnya, yang berjumlah 22.761.
Bermodal data itulah yang mungkin saja bikin Pemkot yakin kalau program dibuka kembali dua arah bakal memudahkan akses transportasi. Setidaknya bagi moda transportasi motor yang jumlahnya banyak.
Kalau dibilang untuk meningkatkan ekonomi, itu benar sekali. Selain tentu saja orderan ojol yang bisa jadi meningkat, di situ juga mampu menghidupkan toko-toko yang berderet. Maklum toko-toko di Jalan Hayam Wuruk ini semasa diterapkan SSA tampak seperti toko yang tak pernah dikunjungi pembeli, bahkan beberapa mulai jarang buka.
BACA JUGA: Bagaimana Media Lokal Berbasis Akun Alter Menulis Berita Kekerasan Seksual dengan Buruk?
Saya saat melintas dari alun-alun, menoleh ke Jalan Hayam Wuruk merasa merinding saking sepinya. Tentu saja waktu itu kebetulan saya melintas pukul 12 malam lebih.

Dengan dibuka kembali dua arah di Jalan Hayam Wuruk, harapan ekonomi yang melejit bukanlah mimpi belaka. Secercah harapan itu menyinari toko-toko yang mulai lapuk dimakan usia, ojol yang kebanjiran order, dan tentu saja tukang parkir. Seolah berkesinambungan, kebijakan dua arah ini sejalan dengan kebijakan untuk mendongkrak pendapatan parkir.
Kita sama-sama tahu, belakangan Pemkot Pekalongan berniat menargetkan pendapatan parkir sampai Rp 1,2 milyar. Jelas itu bukan nominal kecil. Maka dibuka kembali dua arah di Jalan Hayam Wuruk bisa jadi salah satu faktor untuk mencapai target, mengingat tukang parkir adalah ujung tombaknya.
BACA JUGA: Sengkarut Tarif Parkir Kota Pekalongan
Bukan mustahil kalau diterapkan dua arah, parkirnya pun menjadi dua sisi. Tukang parkir bertambah, mobil dan motor mulai berderet di sisi kanan dan kiri, dan pendapatan parkir daerah melampaui target. Betul-betul kebijakan yang terintegrasi dengan baik. Ya walaupun, dalam satu tahun terakhir, ada 2 kejadian tukang parkir ketabrak pengendara di jalan tersebut.
Namun, saudara-saudaraku tak senasib tak sepenanggungan, saya berat untuk mengatakan hal ini. Bahwa ide membuka dua arah Jalan Hayam Wuruk sungguh brilian tapi nanggung. Seperti yang tadi saya sampaikan bahwa dua arah ini hanya berlaku dari arah timur di Jalan Hayam Wuruk sampai ke pertigaan Pasar Anyar.
Dengan kata lain, setelah pertigaan Pasar Anyar dari arah timur kita tidak boleh melintas untuk sampai ke Jalan Mas Mansyur. Coba Anda bayangkan, Anda baru keliling alun-alun dan pengin beli sepatu ke toko “Yogyakarta”.
BACA JUGA: Gagalnya Pemberitaan Razia Pengamen dan PGOT
Sek, lho kok nggak ke Hypermart atau di alun-alun kan ada? Udah bayangin aja—saya kan nggak nyuruh Anda bikin alasan kenapa milih ke toko “Yogyakarta” yang ada di hampir ujung Jalan Hayam Wuruk.
Tentu untuk menyingkat waktu, anda berbelok ke kiri ke Jalan Hayam Wuruk. Anda sedang asyik masyuk melewati jalan tersebut, eh sampai pertigaan Pasar Anyar petugas Dinhub menghentikan laju kendaraan Anda. Menyuruh Anda untuk tidak melanjutkan perjalanan dan memutar balik. Gimana rasanya? Monggo ceritakan pada suami, istri, atau sejawat Anda.
BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik Muhammad Arsyad lainnya.