KOTOMONO.CO – Orang boleh bilang, gedung-gedung pencakar langit itu bisa mempercantik wajah kota. Apalagi saat malam tiba, ketika lampu-lampu hias pada gedung-gedung itu berkerlip-kerlip. Berasa seperti ada bintang darat bertebaran di muka bumi.
Tetapi, tahukah kamu, jika kecantikan wajah bumi rupanya nggak bisa hanya dilihat dari banyaknya gedung-gedung pencakar langit di atas muka bumi. Gedung-gedung pencakar langit yang kian banyak dan berdesak-desak justru membuat wajah bumi terasa kering dan bikin stress. Lalu, apa dong solusinya?
Eit! Tunggu dulu. Jangan keburu nafsu gitu. Bicara solusi itu mudah. Tetapi, kudu dipahami dulu, mengapa dan bagaimananya.
Belakangan, kota-kota di kawasan pesisir, tampak mulai berlomba-lomba bermake up dengan gedung-gedung atau bangunan-bangunan yang megah. Kalau diibaratkan wajah seorang gadis, kota-kota ini berdandan dengan bahan-bahan make up sintetis yang sebenarnya berpotensi merusak kulit wajah mereka. Entah karena alergi atau oleh sebab-sebab lain seperti kerusakan sel kulit wajah.
Iya sih, make up sintetis bisa membuat wajah tampak lebih putih bersih. Tetapi, itu biasanya hanya berlaku saat mengenakan make up. Selepas make up dihapus dari wajah, rasanya beda jauh.
Padahal, sejak dahulu, nenek moyang kita terbiasa menggunakan make up alami. Kualitasnya tak bisa diragukan. Sudah teruji sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Bahkan, lebih aman. Maka, tak heran jika sejumlah selebritis pun beralih menggunakan alat-alat make up mereka ke make up herbal. Kecantikan wajah mereka pun tampak alami. Lebih segar dipandang mata. Dan, nggak mbosenin.
Tapi ngomongin kecantikan, sebenarnya nggak cuma make up. Ada yang juga penting diperhatikan. Apa itu? Kesegaran, kebugaran, dan kenyamanan.
Begitu juga wajah bumi. Semestinya, polesan make up untuk bumi tak banyak menggunakan polesan-polesan yang membahayakan. Keindahan gedung atau bangunan boleh-boleh saja diagung-agungkan. Tetapi ingat, keindahan alami bumi jauh lebih dibutuhkan. Tidak hanya untuk kecantikannya, melainkan pula demi kesegaran, kebugaran, dan kenyamanan.
Makanya, lewat kerja sama platform penggalangan dana online dan pegiat gerakan pelestarian alam, LindungiHutan, serta brand kosmetik lokal Somethinc, mereka membuat terobosan bagi upaya mempercantik wajah bumi. Yaitu, dengan melakukan aksi penanaman mangrove di Desa Bedono, Demak, Jawa Tengah, pada akhir bulan Februari lalu. Ada 10.001 bibit mangrove Rhizophora ditanam di sana.
Kegiatan itu merupakan bagian dari kampanye “Tree of Life” (Pohon Kehidupan). Tema itu diambil dengan maksud agar setiap manusia penghuni bumi menyadari jika semua elemen yang hadir di alam raya sejatinya saling terhubung. Setiap elemen membutuhkan elemen-elemen lainnya untuk melanggengkan kehidupan. Dan manusia, hanya bagian kecil dari kesemestaan. Meski begitu, peran manusia menjadi sangat penting bagi tatanan alam.
Dari situlah, mereka memilih Desa Bedono sebagai lokasi penanaman. Lokasi itu berbatasan langsung dengan pantai dan laut. Dan sejak 20 tahun terakhir, desa ini terancam hilang dari peta karena gempuran abrasi yang terus-menerus. Tercatat, abrasi itu telah menggerus garis pantai mundur hingga 5,1 kilometer. Sejumlah desa tergenang rob setiap hari tanpa ada jeda sedetik pun. Pada tahun 2006, 206 Kepala Keluarga (KK) terpaksa direlokasi karena rumah mereka telah ditelan air laut. Parahnya lagi, area yang kadung tergenang itu sulit dikembalikan seperti kondisi sedia kala.
So, biar nggak makin parah, upaya penyelamatan garis pantai yang tersisa perlu dilakukan. Dan yang bisa dilakukan adalah memperkuat garis pantai itu dengan barisan pohon mangrove. Pohon ini terbukti mampu mengurangi dampak abrasi pantai. Akar kuatnya dapat memecah ombak, sehingga mengurangi dampak terjangan ombak.
Mangrove juga berperan bagi pembentukan daratan baru. Tanaman ini mampu menahan sedimentasi tanah. Upaya ini memang nggak bisa mengeliminasi seluruh potensi bencana yang mungkin terjadi, tapi setidaknya bisa meminimalisir dampaknya. Warga di Desa Bedono pun setidaknya dapat sedikit bernapas lega.
Oh iya, kegiatan penanaman 10.001 bibit mangrove ini melibatkan banyak relawan. Paling tidak ada 25 relawan dari tim LindungiHutan, tim Somethinc, juga relawan LindungiHutan Demak, Semarang, serta mitra petani LindungiHutan.
Sementara, untuk penggalangan dana dihimpun dari donasi setiap pembelian produk Somethinc. Jadi, konsumen Somethinc sebenarnya juga berkontribusi besar bagi upaya penyelamatan ini. Sebab, setiap mereka beli produk Somtehinc, sejak Oktober 2020 lalu, mereka juga turut berdonasi sebesar Rp 10.000 untuk mendukung kegiatan ini.
Keterlibatan Somethinc dalam kegiatan ini tidak lepas dari kesadaran bahwa kecantikan wajah seseorang sebenarnya berangkat dari kecantikan bumi. Jika bumi kehilangan kecantikan alamiahnya, maka apalah artinya wajah cantik bagi semesta.
Sekadar informasi buat kamu, Somethinc merupakan brand lokal kecantikan asli Indonesia yang lahir di tahun 2019. Sejak kemunculannya, Somethinc telah mencuri perhatian banyak orang dengan produk-produknya yang inovatif. Produk-produk Somethinc berbahan alami berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi kulit. Meski begitu, harganya masih terjangkau.
Selain itu, Somethinc juga telah memiliki sertifikasi halal. Di tahun kemunculannya, Somethinc juga telah menyabet penghargaan Best Newcomer Brand tahun 2019 dari Female Daily serta menjadi salah satu Top 50 Indonesia Brand oleh Katadata.
Anda tertarik untuk ikut mempercantik diri dan bumi? Cek laman website milik mereka di https://somethinc.com/id. Anda juga dapat mengenal Somethinc lebih dekat melalui berbagai unggahan di media sosialnya yang dapat dilihat pada akun Instagram @somethincofficial.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!.
(RA)
