KOTOMONO.CO – Bermain media sosial saat ini seakan sudah menjadi candu bagi masyarakat dunia, khususnya bagi kalangan remaja. Sebab remaja zaman now identik dengan gawai bahkan digunakan hampir 24 jam dalam sehari.
Beberapa media sosial yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja adalah Tiktok, Instagram, Twitter, dan Youtube. Ketertarikan bermain media sosial ini yang akhirnya memicu timbulnya ajang mengekspresikan diri bagi para remaja seperti sebagai motivasi serta menjadi bahan hiburan bagi seseorang tersebut. Hal ini disebabkan karena media sosial mempunyai keunggulan dan ketertarikan sendiri bagi penggunanya, sehingga membuat para remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya. Alasan paling simpel adalah untuk hiburan.
Ajang mengekspresikan diri di media sosial yang lumrah dipraktikkan para remaja ini di mulai dari mengekspos keseharian mengenai kebahagian sampai hal kesedihan, sambat atau sejenisnya yang semuanya di-ekspos di media sosial tersebut. Terjadinya pengekspresian diri di media sosial iini memberikan kepuasan tersendiri bagi seseorang yang melakukannya, seperti agar banyak orang yang tahu akan masalahnya, dan sedikit mengharap banyak orang yang mau berempati.
Sebenarnya tidak ada salahnya ketika ingin mengeskpresikan diri di media sosial, tapi perlu juga dibatasi. Terkadang ketika terlalu mengekspos diri kemudian banyak orang yang merespon, juga dapat berpengaruh pada kehidupan diri sendiri. Mungkin jika respon yang diberikan itu positif, tidak masalah, malah bisa jadi hal yang bisa memotivasi diri untuk ke depannya agar menjadi yang lebih baik. Tapi jika respon yang diberikan itu negatif, tidak bisa dipungkiri bawasannya hal itu akan memunculkan perasaan yang menjadikan kita trauma terhadap media sosial.
BACA JUGA: Remaja, Media Sosial, dan Budaya Oversharing
Jika digunakan dengan bijak, sosial media dapat memberikan dampak yang baik untuk diri sendiri. Menjadi influencer dengan citra diri sebagai good personality atau karakter dengan kepribadian yang baik.
Good personality merupakan penilaian yang berkaitan dengan kepribadian baik yang dimiliki oleh seseorang. Siapapun itu akan merasa lebih nyaman bila berhadapan, berbincang-bincang, atau berinteraksi dengan seseorang yang memiliki good personality ini.
Ketika kepribadian baik hadir, sugesti yang baik serta tanggapan yang baik akan mengikutinya sesuai dengan perilaku yang dilakukan. Good attitude yang dilakukan macem cara berbicara, hingga caranya menghadapi situasi serta kondisi di dalam hidupnya, secara tidak langsung good personality akan menjadi penilaian utama dibanding good attitude. Coba tanyakan kepada dirimu sendiri, apakah kamu hanya akan sekedar menilai perilaku yang baik tanpa adanya kepribadian yang baik pula?
BACA JUGA: Phubbing, Hasil dari Romantisme Gadget dan Generasi Z
Ada beberapa alasan yang menyebabkan good personality yang dimiliki oleh seseorang layak untuk dipertimbangkan daripada good attitude-nya. Begini maksudnya, ketika seseorang benar-benar memiliki good personality, mereka cenderung akan selalu bersikap baik kepada semua orang tanpa memandang status, fisik dan lainnya. Orang dengan good personality akan selalu memprioritaskan pendiriannya dan tidak mudah terpengaruh orang lain. Serta jelas bawasannya orang yang memiliki good personality itu cenderung akan memiliki banyak teman.
Selain beberapa alasan yang menyebabkan good personality lebih diutamakan daripada good attitude, perlu juga mengenali orang yang mempunyai ciri good personality agar kita tidak keliru memahaminya. Bersikap sederhana, memiliki kepribadian positif karena jujur pada diri sendiri dan apa adanya, mengakui kelebihan orang lain, mau mengakui kesalahan yang diperbuat, menghargai kekurangan orang lain dan yang paling utama yaitu tidak suka membicarakan kejelekan orang lain adalah salah satu parameter yang dimiliki.
Meskipun demikian, good personality juga tidak bisa dijadikan sebagai patokan utama, karena pada dasarnya, setiap orang ini memiliki cara pandang dan cara penilaian yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
BACA JUGA: Tren NGL Link Instagram: Sarana Mengirim Pesan Anonymous
Maka kepribadian menjadi pola khas dari pemikiran, perasaan, dan perilaku yang membuat seseorang menjadi unik. Saat kita mengatakan bahwa seseorang memiliki “kepribadian yang baik”, yang kita maksudkan adalah mereka menyenangkan, menarik, dan asik untuk diajak bergaul. Semua orang ingin menjadi menarik bagi orang lain ya kan? Untuk itu, memiliki kepribadian yang baik sangatlah penting buat kita, bahkan mungkin lebih penting daripada kecantikan fisik.
Nyatanya, sekitar 85% kesuksesan dan kebahagiaan adalah hasil dari seberapa baik kita berinteraksi dengan orang lain. Pada akhirnya, kepribadianlah yang menentukan apakah orang tertarik, atau menghindar dari kita.
Berperilaku serta bijak dalam menggunakan media sosial menjadi hal utama dalam membangun good personality kita lewat dunia maya. Kesadaran dalam memposisikan diri dengan baik akan membawa dampak baik pula bagi kita sendiri saat bermedia sosial. Dan tidak ketinggalan dalam membangun good personality itu perlu adanya etika yang baik di ranah publik (dunia nyata), hal itu tidak akan lepas dari keaslian kepribadian dari diri sendiri.
BACA JUGA: Polemik Moral di Negara Indonesia, Nggak Boleh Dianggap Sepele
Tips yang saya rangkum dari beberapa sumber untuk membangun good personality di media sosial antara lain: Pastikan kamu selalu jujur terhadap diri sendiri, cobalah untuk tidak menjadi orang populer karena kamu harus bahagia dengan versimu sendiri, kembangkan ketertarikan yang kamu miliki setelah itu cobalah untuk membuat sebuah karya berbentuk opini milik kamu sendiri dengan menyaring dan mencari dari berbagai informasi yang di dapat dari media sosial.
Kemudian hindari akun-akun toxic karena bisa berdampak pada kepercayaan diri kamu, dan tentunya kamu harus memaksimalkan manfaat penggunaan media sosial salah satunya dengan cara memosting hal-hal baik di media sosial sebagai inspirasi untuk orang lain berbuat baik juga.
Nah, sudahkah kamu membangun good personality di media sosialmu sendiri?