KOTOMONO.CO – Betapa umur memang tidak ada yang tahu. Jika Tuhan berkehendak, tidak ada satu orang pun yang sanggup mencegahnya. Begitu pula dengan lenyapnya instagram pekalonganinfo. Jadi, mari kita sejenak mengheningkan cipta atas lenyapnya akun instagram @pekalonganinfo.
Tuhan akhirnya memanggil instagram pekalonganinfo ke pangkuan hacker. Mengingatkan kita bahwa sesuatu yang muncul di dunia maya, bisa saja hilang begitu saja. Jadi, tak perlu jumawa kalau followers-nya banyak, duitnya jutaan.
Instagram pekalonganinfo memang layak kita kenang sebagaimana kita mengenang sosok Jenderal Hoegeng. Jika Hoegeng kita kenal dengan sosok polisi jujur, yang kejujurannya hanya setara polisi tidur, pekalonganinfo adalah hal lain. Ia seperti pahlawan yang berbentuk akun alter.
Jika yang 4.0 itu juga ada di sosok pahlawan, saya yakin Instagram pekalonganinfo layak dinobatkan sebagai pahlawan 4.0 yang sebenarnya. Pekalonganinfo telah menjadi bagian yang teramat penting bagi masyarakat Pantura, wabil khusus Pekalongan. Warga Pekalongan yang kehilangan pekalonganinfo ibarat malam yang kehilangan rembulan.
Jujur, setelah hilangnya instagram pekalonganinfo, saya sendiri seperti masuk ke dalam lorong yang begitu gelap. Tak ada cahaya yang mampu menerangi dan membawa saya sampai ke ujung lorong. Bagaimanapun pekalonganinfo adalah cahaya informasi bagi masyarakat Pekalongan.
BACA JUGA: Kiat-kiat Agar Reuni 212 Tidak Lagi Anyep dan Sepi Peminat
Ah, sial! Kenapa saya jadi melow gini? Mungkin saya terlalu hanyut, terlalu mencintai, dan terlalu menyayangi pekalonganinfo. Jadi ketika ia lenyap saya jadi melow, dan tentu saja kangen. Ada banyak hal yang pekalonganinfo berikan kepada saya, kepada warga Pekalongan, dan kepada warga yang tentu saja mengikuti akun dengan followers terbanyak se-kecamatan Pekalongan Barat itu.
Yang paling saya ingat adalah ketika saya dibikin ngakak habis-habisan oleh akun instagram yang satu ini. Sebagai akun instagram yang mempelopori budaya repost-repost, saya berkali-kali dibikin ketawa sama postingan-postingannya. Ada satu kejadian yang nggak bisa saya lupakan, dan sampai hari ini saya masih ketawa geli mengingat kejadian itu.
Suatu malam, saya dan beberapa senior di kampus sedang nyangkruk di satu angkringan depan kampus. Di tengah obrolan, seorang senior punya ide yang usilnya setengah modyar. Kata senior itu, seingat saya, ia pengin menguji seberapa hebat kekuatan pekalonganinfo membantu orang kesusahan. Kebetulan saat itu pekalonganinfo terkenal cepat menolong orang meskipun tanpa bantuan Baim Wong.
Jadilah, si senior saya itu memotret dompet milik senior saya yang lain. Lalu fotonya ia mensyen ke instagram @pekalonganinfo. Si senior saya itu melaporkan kalau dirinya menemukan dompet, dan bermaksud minta tolong pekalonganinfo untuk membagikan infonya. Barangkali ada si pemilik dompet yang melirik postingan tersebut.
BACA JUGA: Pesan di Balik Pelatih Persibat yang Ketiduran Saat Timnya Menghadapi Persipa
Ketika foto tersebut diunggah instagram pekalonganinfo, kami semua kemekelan. Tertawa ngakak sehabis makan nasi kucing. Betapa tidak? Dompet yang difoto senior saya itu milik orang yang duduk persis di sebelahnya, dan di depan saya malam itu juga. Senior saya tadi puas banget ngerjain si admin.
Walaupun menyakitkan ini cukup menyenangkan, setidaknya si admin mampu membawa orang seperti saya dan senior saya itu tertawa, di saat acara lawak di televisi dan obrolan tongkrongan sudah mulai anyep. Tentu saja hal semacam itu nggak mungkin terjadi kalau akun pekalonganinfo lenyap. Senior saya tadi tidak lagi mendapat kegembiraan karena ngerjain si admin, sedangkan saya dan mungkin kamu tidak akan mendapat pelajaran penting dari kejadian itu.
Betapa berbuat baik itu resikonya jauh lebih banyak. Admin yang punya niatan baik justru jadi bahan tertawaan senior saya. Pun jika warga yang mengikuti pekalonganinfo tahu itu adalah akal-akalan, akuntabilitas si admin bakal menurun. Sementara senior saya, yang ngerjain si admin, paling banter nggak direpost lagi misalnya sedang kehilangan betulan. Dan itu bukan resiko yang membuat akuntabilitas senior saya menurun.
Tentu yang ngangenin dari pekalonganinfo bukan cuma itu. Kapsyen “Yang punya info lengkapnya boleh ditambahkan” jadi menancap kuat di pikiran para pengikut pekalonganinfo. Saya yakin, jika saya ketemu satu orang saja followers pekalonganinfo, lalu saya tanya hal paling diingat dari pekalonganinfo, pasti akan menjawab kalimat tersebut.
Bukan apa-apa, kapsyen tersebut punya kekuatan magis yang nggak dimiliki dukun paling sakti sekalipun. Kapsyen tersebut seperti penawar jika admin tidak mendapat informasi utuh. Sehingga informasi itu masih bisa dibagikan, dan tentu saja postingan tidak kosong. Nggak lengkap tiada soal, yang penting tetap membagikan info sesuai namanya.
Oh, Tuhan, kenapa Kau lenyapkan pekalonganinfo secepat ini? Oke, mungkin sudah waktunya hilang, tapi saya dan beberapa orang lainnya masih membutuhkan pekalonganinfo info, Ya Rabb. Setidaknya, kami butuh buat ngeksis, biar kalau nggak bisa seperti Ade Londok, minimal terkenal se-Pantura atau setongkrongan deh, gapapa.
Berkat pekalonganinfo kami sudah seperti artis, apalagi kalau postingan atau foto kami direpost. Orang akan terkenal, dan kerabat di sekitar akan membicarakannya. Kawan saya pernah seperti itu. Ia bangga sekali postingannya direpost pekalonganinfo.
Sebab setelah itu ia dibicarakan banyak orang. Katanya, orang-orang menganggap teman saya itu hebat karena postingannya bisa tembus pekalonganinfo. Seolah-olah menembus pekalonganinfo sama berharganya dengan menembus alotnya seleksi redaktur cerpen Harian Kompas.
BACA JUGA: Merayakan Kemesraan Pemkot Pekalongan dengan Wartawan Lokal
Jika seorang penulis cerpen bisa menembus Kompas layak disebut cerpenis andal dan langsung dikenal, menembus feed pekalonganinfo layak disebut maestro postingan media sosial. Dia mungkin bisa menjadi pembicara di acara-acara tema media sosial dan digital. Misalnya, sebuah seminar dengan tajuk “Kiat Membuat Konten, Dijamin Tembus Pekalonganinfo”.
Sekarang, semua itu hanya tinggal kenangan. Instagram pekalonganinfo, sampai saya menulis ini, nggak terlacak lagi, kecuali akun serepnya yang followers-nya hanya 10 persen dari akun aslinya itu. Bagaimanapun takdir tak dapat ditolak.
Instagram kebanggaan warga Pekalongan itu sudah lenyap. Tentu saja kami semua bersedih. Kesedihan yang luar biasa. Mungkin butuh 40 hari untuk bisa melupakan akun instagram yang sudah memberi banyak keuntungan buat pemiliknya itu. Sampai jumpa!