KOTOMONO.CO – Microlibrary Warak Kayu berupaya menarik minat warga, khususnya anak-anak untuk datang ke perpustakaan. Mereka tidak saja hanya membaca, tetapi juga bisa melakukan aktivitas lain seperti diskusi, nonton film, bengkel prakarya dll.
Sebelumnya kalian harus tahu dulu nih, kalau Negara Indonesia itu menempati peringkat 62 dari 70 negara terbawah dalam hal literasi. Ini diperkuat dengan data minat baca masyarakat Indonesia yang hanya 0,001 persen yang artinya bahwa hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang suka membaca.
Setidaknya itu data menurut UNESCO dan survey Program for Internasional Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019.
Agaknya dua fakta tersebut menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia itu benar-benar memprihatinkan. Apalagi sekarang ini semakin menjamurnya penggunaan gadget dan akses media sosial membuat orang menjadi semakin malas membaca buku. Bahkan beberapa teman saya mengatakan kalau membaca buku itu membuat capek dan membosankan.
Nah, hal inilah yang melatarbelakangi berdirinya Microlibrary Warak Kayu di Semarang ini. Ada apa saja disana ? Yuk, baca ulasan ini sampai tuntas ya!
Microlibrary atau jika dalam pemahaman kita adalah perpustakaan dengan ukuran kecil ini berdiri di jalan Dr Sutomo, Barusari, Kota Semarang. Lokasi tepatnya adalah sesudah Rumah Sakit Karyadi dan sebelum pasar bunga Kalisari, itu kalau dari Semarang atas ke arah Tugu Muda.
Sepintas orang tidak akan mengira bahwa bangunan unik ini merupakan perpustakaan, sebab tidak ada papan nama yang terlihat jelas dari jalan raya. Begitu juga saya yang awalnya mengira bangunan tersebut adalah sebuah kafe.
BACA JUGA: 5 Cafe Hits Kebumen Bergaya Vintage-Estetik Untuk Nongkrong Asik
Perkiraan saya keliru, sebab menurut penuturan seorang teman bahwa bangunan yang didominasi dari kayu ini adalah sebuah perpustakaan. Jika demikian, berarti ini merupakan konsep perpustakaan yang menurut saya sangat nyentrik dan out of the box.

Berdasarkan penuturan petugas yang berjaga yang saya temui di lokasi, Microlibrary Warak Kayu ini didirikan oleh sebuah yayasan sosial yang dibantu Pemkot Semarang dalam hal menyediakan lahan dan ijin pembangunannya.
Dan dari beberapa sumber saya terima, diketahui bahwa konsep arsitektur perpustakaan ini masuk dalam finalis Architizer A+Awards untuk kategori arsitektur perpustakaan terbaik di dunia. Sungguh tidak menyangka Semarang punya perpustakaan yang “sehebat” itu.
Dengan luas lahan sekitar 90 meter persegi dan tinggi 6,7 meter, keseluruhan bangunan perpustakaan ini terbuat dari kayu dengan bentuk yang cukup artistik.
BACA JUGA: Makna Patung Laki-laki dengan Pose Miring ke Kanan di Semarang Contemporary Art Gallery
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dengan desain seperti rumah panggung, di lantai pertamanya terdapat ayunan kayu memanjang dengan bentuk yang tidak biasa alias unik. Sedangkan lantai dua digunakan sebagai ruang menyimpan buku dan untuk membaca. Tangga yang menghubungkan antara lantai satu dan dua mempunyai bentuk yang unik.

Dindingnya terbuat dari kayu yang berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya terbuka alias “bolong” sehingga angin dari luar dapat masuk dan membuat suasana di dalam ruangan menjadi sejuk.
Kata orang, dinding kayu ini bentukannya seperti sisik “Warak Ngendog”. Warak Ngendog sendiri merupakan binatang mitologis yang digambarkan sebagai pemersatu tiga etnis mayoritas yang ada di Semarang. Bagian tubuhnya terdiri dari Buraq (Arab), Kambing (Jawa) dan Naga (Cina). Oleh karena itulah perpustakaan ini disebut dengan Microlibrary Warak Kayu.
Jika kamu pergi keruangan di lantai dua kamu akan merasakan suasana yang cukup nyaman, hanya ada rak yang berisi buku, loker untuk menyimpan tas, serta meja dan kursi sehingga membuat ruangan yang tidak terlalu besar itu menjadi sangat homy sebagai ruang membaca. Dengan dinding kayu yang berlubang membuat angin dapat mudah masuk sehingga akan membuat siapa saja yang ada di dalam tidak merasa kegerahan.
BACA JUGA: 11 Tempat Kuliner Hits Semarang yang Sayang Untuk Dilewatkan
Ada yang unik dari ruangan ini, di sini ada jaring-jaring tali dengan ukuran kurang lebih 2×2 meter yang digunakan untuk membaca sambil berbaring. Saya bisa memastikan kalau jaring-jaring ini mempunyai konsep seperti Hammock. Walaupun terlihat cukup besar tetapi jaring ini mempunyai kapasitas pengguna untuk seorang dewasa atau 2 orang anak kecil. Nah, disinilah kita bisa membaca buku sembari berbaring di atas jaring tersebut.

Untuk koleksi buku yang tersedia menurut saya juga cukup beragam, ada buku pengembangan diri, komik, traveling, pelajaran dan lain-lain. Tetapi saya rasa ada satu kekurangan dari perpustakaan ini yakni buku yang tersedia cukup sedikit. Ini bisa dimaklumi sebab namanya juga microlibrary, ya ruangan yang tersedia kecil sehingga kapasitas pun terbatas.
Untuk jam operasionalnya sendiri, perpustakaan nyentrik ini bisa kamu datangin mulai jam 08.30 hingga 15.30 WIB. Namun saat pukul 12.00 – 13.00 WIB, diberlakukan jam tutup sementara untuk istirahat. Dengan adanya jam istirahat ini membuat jam operasional perpustakaan ini menjadi cukup pendek, mungkin juga karena penjaga perpustakaan ini hanya seorang saja jadi dia juga butuh waktu buat istirahat dan lain-lain.
BACA JUGA: Menambah Wawasan Tentang Islam Dengan Buku Journey To The Light
Jam operasional yang cukup singkat membuat perpustakaan ini ramai ketika musim liburan. Mulai dari anak-anak SMP hingga perguruan tinggi selalu saja menyerbu tempat ini. Hal ini selaras dengan tujuan microlibrary ini didirikan, yakni untuk mendorong meningkatnya minat baca warga terutama anak-anak. Hal ini terbukti dengan arsitektur bangunan yang unik membuat banyak warga terutama anak-anak menjadi tertarik untuk datang kemari.
Jika kalian sedang berkunjung ke Semarang, tidak ada salahnya untuk mampir kemari. Bentuk bangunan Microlibrary Warak Kayu yang unik dan Instagenic saya kira cocok buat isi konten feed sosmed kamu. Jadi selain kita dapet banyak foto keren dan estetik, kita juga bisa mendapatkan tambahan ilmu dari buku-buku yang telah kita baca. Ya nggak ?