KOTOMONO.CO – Stasiun televisi lokal yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Pekalongan, yang digadang menjadi kebanggaan warga ini rasa-rasanya cenderung lebih sering dicibir masyarakatnya sendiri. Saya masih ingat betul awal-awal TV lokal ini muncul langsung bikin geger warganya.
Hampir seluruh penikmat siaran televisi di Kota Batik dan sekitarnya langsung membicarakan kemunculan channel ini. Nggak di pos kampling, nggak di warung kopi, nggak di pangkalan ojek, sekolahan, juga di sosial media, semuanya geger ngomongin Batik TV. Gimana nggak geger wong kemunculan Batik TV ini menggeser frekuensi televisi nasional yang lebih dulu mengudara.
Kalo ingatanku tidak berkhianat, tv nasional yang “tergeser” itu adalah Trans TV. Jaman itu Trans TV sedang top-topnya menjadi tontonan di masyarakat sini. Jadi begitu masyarakat mau nonton Trans TV, yang nongol Batik TV, kan ajib eh sebel. Masyarakat awalnya geram dengan menilai Batik TV dateng-dateng main numpang salurannya Trans TV.
Tapi usut punya usut, jebule si Trans TV inilah yang “nyolong” frekuensi untuk siaran di wilayah sekitar sini, alias mereka siaran pake frekuensi illegal dan yang legal yang dipake Batik TV ini.
Wes, geger-geger masalah kemunculan Batik TV akhirnya redam juga. Masyarakat menerimanya dengan cukup baik. Tapi namanya juga masyarakat, ada aja yang jadi bahan omongan. Kali ini keluar bahan paidonan yang baru, mereka protes kualitas siaran Batik TV yang kebanyakan masih burem alias kepyur banyak semutnya.
BACA JUGA: Merayakan Kemesraan Pemkot Pekalongan dengan Wartawan Lokal
Padahal kalau boleh jujur, masyarakat tuh sebenarnya kepo dengan tv lokal yang berfungsi melayani kebutuhan masyarakat ini, tapi apalah daya nggak semua tv di rumah kebagian kejernihan Batik TV.
Selain itu masyarakat kayak nggak ada puas-puasnya ngomongin Batik TV. Mayoritas mereka nggak ada senang-senangnya dengan program yang disajikan. Paling sering langsung melabeli : nggak mutu blass, ora apik, dan wagu.
Beruntung pamor Batik TV yang ajib ini sedikit mumbul tatkala ada program “Musik Rampak” yang dipandu Pak Canting cs. Sebuah terobosan yang brilian dengan memanfaatkan momen booming-nya grup musik rampak yang ada di Pekalongan. Jadi paling tidak dengan adanya acara ini, satu kampung bakalan melototin channel Batik TV untuk melihat grup rampak kebanggaan mereka ditayangkan. Salut, yang bikin program acara ini saya acungi dua jempol deh.
Okelah itu awal-awal stasiun tv ajib ini muncul, sampai detik itu saya masih nggak peduli-peduli amat.
Jujur sedari awal kemunculan, saya tidak begitu minat-minat amat nonton channel Batik TV. Hanya sesekali iseng kepoin program apa yang sedang ditayangkan, ya itung-itung pengalihan saat channel yang lain sedang iklan. Lagi pula tv saya ini salah satu dari sekian ribu tv yang mendapat bagian burem siaran tv kebanggaan pemkot Pekalongan ini.
BACA JUGA: Banjir Pekalongan Tak Pernah Tuntas Kalau yang Diajak Ngobrol Cuma Elite
Itu dulu, lain lagi sekarang. Semenjak “dipaksa” hijrah dari siaran analog menuju tv digital, boleh dikatakan saya ini menjadi penonton setianya Batik TV. Serius, saya mulai keranjingan untuk menontonnya tiap hari.
Perlu kalian ketahui, pada Desember 2021 silam Batik TV secara bertahap melakukan migrasi dari siaran tv bersinyal analog menjadi siaran tv digital yang secara resmi dilakukan launching pada 26 Februari 2022 oleh walikota. Jadi untuk ke depannya semua siaran tv akan beralih ke siaran tv digital, termasuk tv-tv lokal macem Batik TV ini. Gimana nggak tambah bangga tuh pemkot Pekalongan punya tv digital?
Kembali ke soal Batik TV yang Ajib itu. Selain gambarnya yang sudah nggak kepyur dan enak dipandang, ada satu program acara yang membuat saya betah menontonnya. Bukan hanya saya sendiri, anak dan istri saya pun sama, hampir tiap hari nonton program yang satu ini.
Awal-awalnya saya nggak ngeh dengan program acara ini. Biasalah, waktu itu hanya sebatas iseng-iseng buat kepoin channel ini. Eh lama-kelamaan kok nyaman, juga semuanya betah, dan yang saya suka itu programnya cocok untuk semua umur.
Programnya sih tidak njlimet dan tidak pula banyak fafifu, lebih ke tipikal dokumenter tapi bukan sembarang dokumenter, pokoknya mirip-mirip gitulah.
BACA JUGA: Politik “Pangkon” Ala Mas Walikota Aaf
Teruntuk kalian yang suka mem-bully program-program dari Batik TV, coba deh sesekali kalian nonton acara yang satu ini. Tayang setiap hari, cocok untuk teman rehat malam. Boleh saya katakan kalau acara ini merupakan yang terbaiknya dari Batik TV, top of the top dari semua program yang ada. Setidaknya itu menurut saya. Rak ngandhel? Jajalen nonton ndisik!
Program acara dimulai dengan scene berupa sebuah gubug yang berada di landscape persawahan hijau. Sesekali diperlihatkan 1 pohon kelapa di landscape tersebut yang mempertegas kecantikan view yang ditampilkan dan juga kawanan burung terbang yang kalau saya tidak salah tebak adalah burung belibis. “Ini sawah Kota Pekalongan sebelah mana ya, cakep banget?” kira-kira begitu gejolak batinku penuh tanya sewaktu pertama kali menontonnya.
Mau percaya atau tidak, meski saya tidak tahu nama program tersebut, yang jelas saya bener-bener betah. Bahkan kuat berjam-jam tanpa mengganti ke channel yang lain. Sumpah deh, demi sempak squidward saya nggak bohong. Pokoknya suka banget dengan program acara yang satu ini. Ini bukan berarti saya menilai program yang lainnya nggak mutu lho ya, cuma yang ini aja yang bikin saya kesengsem.
Secara visual, acara tersebut nggak bikin mata sepet, apalagi sampe bikin mual. Sebab transisi dari scene satu ke scene yang lainnya begitu enak di mata. Begitu juga soal audio pengiringnya, suara musik yang dihadirkan begitu mendayu menentramkan jiwa. Sampai-sampai sering kali saya tidak sadar kalau anak saya sudah pindah ke alam mimpi alias molor.
BACA JUGA: Yang Paling Mudah Disalahkan Orang Saat Banjir Melanda
Pokoknya siapun pencetus acara ini, saya ucapkan matur sembah nuwun telah menghadirkan sebuah acara yang bener-bener sakpore sesuai dengan kebutuhan hiburan saya dan keluarga, syukur-syukur bagi kalian juga. Kita ini sudah lelah dengan rutinitas keseharian ingin dihibur dengan sebenar-benarnya hiburan. Nggak perlu yang berat-berat, cukup ringan yang begini saja kita seneng pake banget.
Oh ya teruntuk dewan pengawas maupun dirut Batik TV, saya kepo banget dengan nama acara ini. Sebuah program acara yang pada akhir tayangan keluar tulisan “ Terima Kasih Telah Menyaksikan Batik TV Digital“ kayak gambar di bawah ini, please banyakin program yang begitu!