KOTOMONO.CO – Kalau perlu bikin seminar alat kontrasepsi. Pelajar jadi tahu penggunaan kondom. Salah satunya membantu para penjual kondom supaya laris.
Beberapa hari yang lalu saya cukup miris melihat berita yang beredar di media sosial. Ya, saya dikagetkan dengan berita tentang ratusan pelajar SMP-SMA di Ponorogo Jawa Timur yang hamil di luar nikah. Konyol, aneh dan embuh, saya sampai bingung mau mengeluarkan kata-kata apalagi untuk manusia-manusia ini.
Mereka ini masih pelajar berusia di bawah 19 tahun tapi sudah sangat mahir melakukan hubungan layaknya suami-istri sah, kenapa saya katakan mahir? Karena mengutip dari situs CNN Indonesia bahwa dalam catatan Pengadilan Agama Ponorogo pada tahun 2021 ada 266 permohonan dispensasi menikah untuk anak di bawah umur.
Lalu pada 2022 ada 191 permohonan dispensasi menikah, dan kali ini di awal tahun 2023 minggu pertama sudah ada 7 permohonan dispensasi menikah yang masuk ke Pengadilan Agama Ponorogo, dan semuanya dengan mudah dikabulkan dengan alasan kasus itu sudah mendesak, saya tidak tahu mendesak itu seperti apa.
Saya khawatir kalau nanti di sekolah banyak pelajar yang berangkat sambil membawa bayi dan bayinya serentak menangis di kelas, itu akan membuyarkan konsentrasi dan mengganggu proses belajar. Jadi saya punya saran kepada para bupati dan gubernur untuk mencegah kehamilan di luar nikah bisa terjadi dan membuat pelajar SMP-SMA bisa lebih fokus ke pendidikan.
Gelar Seminar Alat Kontrasepsi
Kalau kita usut kenapa mereka bisa seberani itu untuk melakukannya, menurut saya karena edukasi tentang seks di negara ini masih kurang, apalagi tentang kampanye anjuran penggunaan kondom yang masih dianggap tabu.
Maka dari itu, hal mendasar yang harus dilakukan oleh kepala daerah sebaiknya adakan seminar buat pelajar SMP-SMA. Bisa dengan mengundang Kemenkes dan tanyakan kepada para pelajar ini apakah ada rencana mau hamil sebelum menikah? Jika iya, berikan pengetahuan dan kiat-kiat yang harus mereka tempuh untuk mewujudkan keinginannya tanpa resiko.
BACA JUGA: Lato-Lato Dengan Segala Kontroversinya, Saya Rasa Begini Simpulannya
Terlepas dari komentar negatif dan cibiran soal pro-seks bebas atau tidak, justru akan lebih baik dan tidak ribet kalau mereka mau menggunakan kondom ketika berhubungan badan. Keuntungan yang didapatkan jika mereka mau menggunakan kondom, salah satunya adalah kehamilan di luar nikah bisa dicegah.
Tidak hanya itu, dengan memakai kondom juga membantu para penjual kondom. Kehamilan ratusan pelajar di setiap daerah juga tidak akan menjadi berita nasional. Kemudian keuntungan lain yaitu bisa mencegah adanya penyakit seks menular dan bisa terlepas dari tanggung jawab sebagai orang tua untuk merawat anaknya.
Beri Tahu Kebutuhan Ibu Hamil Mahal
Berikan informasi sebanyak-banyaknya lewat baliho, iklan radio, atau sosialisasi ke sekolah-sekolah bahwa kebutuhan untuk ibu hamil cukup banyak dan mahal apalagi buat pelajar usia SMP-SMA yang rata-rata masih mengandalkan uang saku dari orang tua.
Sehari paling juga tidak lebih dari 20 ribu apa cukup untuk membeli susu formula yang harganya di kisaran 100 ribu lebih? Belum lagi jatah uang saku 20 ribu dibagi untuk uang jajan kalian sendiri, beli seblak, ngopi, beli rokok. Saya membayangkannya saja sudah pusing.
BACA JUGA: Lagu Korea yang Mengusung Kesehatan Mental Selain BTS
Apa kamu sebagai laki-laki tega membiarkan pasanganmu kekurangan gizi? Kurus, kering tidak terawat, tidak bisa beli skincare, dan alat make up lainnya. Gimana mau beli produk perawatan wajah, beli kebutuhan dasar ibu hamil aja susah?
Kalau sudah begitu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Tentu saja cibiran dari tetangga yang semakin panas di telinga. Bayangkan ketika calon istri kalian ikut arisan ibu-ibu komplek pasti jadi bahan nyinyiran! Impian kalian bahwa setelah menikah bisa langsung bersenang-senang liburan ke Cappadocia seperti serial layangan putus akan sirna ketika melihat kenyataan di sekitar.
Buat Tes Tulis Sebelum Menikah
Meskipun ujian nasional di sekolah sejak tahun 2021 sudah resmi ditiadakan oleh Kemendikbud akan tetapi bagaimana jika Pemerintah Kabupaten menerapkan Ujian Nasional ini di kantor Kementerian Agama untuk pelajar yang hamil di luar nikah.
Misalkan di kantor KUA diberlakukan ujian tes tulis mengenai semua materi pelajaran yang pernah dipelajari sampai dia ketahuan hamil, dengan materi soal yang berbeda-beda dan tidak ada joki kunci jawabannya.
BACA JUGA: Jenis Manusia di Jalan yang Harus Dihindari
Ujian Nasional alias UN diganti namanya menjadi Ujian Nikah dengan nilai lulus yang tinggi. Misalnya, dari nilai 100 minimal harus dapat 80 untuk bisa lulus dan dapat izin menikah. Kalau tidak bisa mencapai itu harus mengulang belajar lagi dari kelas 1 SMA atau 1 SMP.
Pasti banyak pelajar yang berpikir 1000 kali kalau mau hamil di luar nikah. Bukan hanya malu soal kehamilannya tapi juga malu ternyata di sekolah tidak belajar dengan baik dan harus mengulang dari awal seperti ujian SIM kalau tidak lulus, jadi sebuah momok yang menakutkan.
Bagaimana teruntuk para bupati yang terhormat dan gubernur, anda punya hak dan kewenangan untuk membuat keputusan di daerah anda, apa sudah tergerak untuk melaksanakan saran dari saya? Daripada citra kota anda menjadi hilang, lebih baik terima saja saran dari saya.