KOTOMONO.CO – Di atas meja, tergeletak koran. Salah satu judul headline koran itu berbunyi: SATU LAGI, KORUPTOR KELAS KAKAP TERTANGKAP! Seketika, rasa ingin tahuku menuntun. Tanganku memungut koran itu. Mataku tertuju pada deretan huruf-huruf yang tercetak. Terbacalah kata demi kata. Aku mencari nama. Siapa si koruptor itu? Alasan apa yang membuatnya disebut koruptor kelas kakap? Mengapa ia bisa sampai tertangkap?
Sebagai calon bajingan, berita itu cukup menggelisahkan. Aku khawatir, kalau-kalau yang tertangkap adalah salah satu di antara tokoh bajingan yang aku saksikan tempo hari, di konferensi para bajingan itu. Tidak! Jangan sampai!
Sampai pada titik yang paling ujung, aku baru merasa lega. Tidak aku temukan nama yang cocok dengan nama tokoh-tokoh bajingan itu. Syukurlah. Setidaknya, harapan yang dikemukakan Iblis tempo hari masih cukup terjaga. Biarlah bajingan-bajingan palsu atau bajingan pinggiran saja yang kena kasus. Sementara bajingan beneran, jangan.
Tetapi, lantas aku berpikir. Lalu, apa sebenarnya yang dilakukan oleh para bajingan sungguhan? Masa, bajingan kok nggak melakukan tindak kriminal? Ah! Ada yang nggak wajar. Ini aneh! Lumrahnya, bajingan itu melakukan tindakan kriminal. Kalau melakukan tindakan kriminal, sudah barang tentu akan berhadapan dengan hukum. Lha ini?!
Sebentar. Aku ini calon bajingan. Bagaimana mungkin aku melawan apa yang dinyatakan Iblis? Mestinya tidak. Apakah aku masih layak jadi calon bajingan? Atau sebenarnya, aku hanya berpura-pura jadi calon bajingan?
Aaaargh! Pidato Iblis benar-benar membuat pikiranku kacau sekarang. Ia berhasil membuatku semakin tak mengerti. Semakin terjebak dalam ketidakpastian atas pengertian-pengertian. Buku mana lagi yang mesti aku baca? Ataukah sebenarnya, memang tidak ada buku yang mesti aku baca?
Baiklah. Besok aku harus menemui Iblis. Titik! Dengan cara apapun! Ya, dengan cara apapun!
[button color=”blue” size=”small” link=”https://kotomono.co/cerita-mini-berseri-chapter-8-negeri-para-bajingan/” icon=”” target=”false”]Chapter 8[/button]