KOTOMONO.CO – Garang Asem salah satu kuliner khas Pekalongan yang bercita rasa yang tinggi. SelaIn Pindang Tetel , Megono, atau Kopi Tahlil, Garang asem nampaknya merupakan hidangan yang harus anda coba ketika berada di kota batik Yakni Garang Asem Pekalongan.
Selama ini orang-orang mengenal Garang Asem itu hanya tahu sebagai lauk nasi yang rasanya gurih berpadu pedas dan asam. Biasanya dari daging ayam yang pembuatannya mirip dengan pepes karena garang asem juga dikukus dan dibungkus daun pisang.
Nah jika kamu ke Pekalongan dan mencari Garang Asem, kamu akan menemui kuliner ini berbeda dari ekspetasi mu. Disini Gareng Asem Pekalongan terbuat dari daging sapi yang diberi kuah bumbu kluwek, bisa juga tambahan dengan telor rebus. Penyajiannya bukan dibungkus daun pisang tapi ditaruh dalam wadah mangkuk. Lebih mirip rawon rasanya.
Garang Asem, Begitulah kiranya nama yang disematkan pada kuliner berkuah segar ini khas Pekalongan ini. Garang Asem di Pekalongan adalah Garang Asem daging sapi yang bisa membuat goyang lidah Anda dan keluarga tanpa henti.
Garang Asem kuliner khas Pekalongan itu apa ?
Penampakan sepiring Garang Asem dari warung Masduki lengkap daging sapi yang empuk, cabe hijau utuh, telor pindang bulat, dan kuah bumbu kluwek yang mengendap sehingga bagian atas lebih bening. Kualitas dagingnya terjamin, sangat empuk, enak, dengan sedikit lemak.

Garang Asem Pekalongan adalah sajian makanan berwujud sup dengan bumbu rempah dan menggunakan daging sapi sebagai bahan utamanya. Sekilas Garang Asem Pekalongan ini mirip dengan rawon karena didalam bumbunya terdapat kluwek yang khas.
Warung makan yang menjual Garang Asem di Pekalongan sudah sangat banyak. Namun, yang paling terkenal dan legend ialah Garang Asem H. Masduki. Rumah makan ini berlokasi di 2 tempat, yakni di Alun-Alun Pekalongan dan Jalan Sudirman No 169. Namun yang lebih kuahnya “ngeluget” (kental) dan otentik rasanya kamu bisa ke Garang Asem Masduki yang di Alun-alun. Namun jika ingin tempat yang ala Rumah Makan berkelas bisa ke Jalan Sudirman.
Sudah lebih dari setengah abad, warung Garang Asem Masduki berdiri menyajikan Masakan Pekalongan. Sebagai pelopor rumah makan yang menjual Garang Asem kuliner Pekalongan, cita rasanya tetap terjaga. Tak hanya dagingnya yang enak, setiap sendok kuahnya akan bikin kamu ketagihan.
Dengan harga mulai Rp 20.000an, kamu sudah bisa mencicipi enaknya Garang Asem Khas Pekalongan yang kuahnya begitu gurih dan menggugah selera. Selain itu, kamu bisa nambah lauk-pauk yang lain, seperti Megono, telur, tempe, tumis tomat, tomat pete, dan ayam. Ditemani teh hangat atau es jeruk, Garang Asem Pekalongan sangat sempurna dinikmati selagi panas.
Penyajiannya cukup menggoda lidah dan perut. Ditampung dalam panci besar dan ditaruh di atas kompor menyala dekat meja. Sehingga pembeli bisa lihat langsung kuahnya yang “kimplah-kimplah” mendidih.
Khusus daging sapinya, daging yang digunakan adalah campuran antara daging murni dengan daging berlemak. Sehingga kuahnya agak sedikit berminyak. Dagingnya kalau sudah matang sebagian terapung bersama cabe rawit utuh di permukaan kuah. Uhhh, aromanya tak perlu diceritakan, sebab sulit sekali menggambarkan betapa sedapnya kuliner ini.
Garang asem Pekalongan dihidangkan dalam mangkuk dengan nasinya yang terpisah. Bukan tanpa sebab, tujuannya adalah agar penikmat kuliner ini bisa tuangkan sendiri kuah dan dagingnya ke nasi sesuai selera. Tips menikmatinya adalah, jangan semua kuah dituangkan. Sisakan sebagian kuahnya di mangkuk, nanti kalau nasi dan dagingnya ludes, cobalah lakukan ritual ini: Dikokop kuahnya! alias diseruput kuah langsung dari mangkuknya tersebut.

Masyarakat Pekalongan biasanya menyantab garang asem ini dengan Megono, biarpun kurang cocok tapi Megono sudah menjadi nafas bagi orang-orang Pekalongan.