KOTOMONO.CO – Setelah kroco kuah dan pedoyo yang sudah saya singgung di tulisan sebelumnya, masih ada jajanan khas bulan puasa wong Batang lainnya. Melanjutkan artikel sebelumnya, berikut daftar jajanan lain yang pasti kamu kenal dan pernah nyicipi (tidak seperti part 1). Heuheu.
Aneka Bubur
Eits. Jangan salah tebak. Bukan bubur ayam atau bubur kacang ijo yaa. Kedua bubur itu selalu ada di hari-hari biasa, rajin mangkal atau bahkan keliling. Nah, jenis bubur khas Ramadhan wong Batang ini lain lagi. Mereka sering nangkring di lapak jualan atau jadi jajanan pengajian menjelang waktu berbuka. Bahkan, dijadikan jaburan ibu-ibu untuk berbuka keluarga. Tidak satu jenis saja, ada beberapa varian bubur Ramadhan wong Batang.
1. Bubur sagu mutiara
Seperti namanya, bubur ini berbahan dasar sagu. Berbentuk bulat kecil warna-warni, sehingga dinamai mutiara. Ada dua cara memasaknya, yaitu direndam dahulu agak lama sampai mengembang, atau langsung memasaknya di kompor dengan beberapa steps. Ini perlu dilakukan karena sagu mutiara memang sangat keras.
Pertama, cuci sagu mutiara terlebih dahulu. Siapkan air sampai mendidih, rebus selama lima menit. Matikan kompor, diamkan sagu dengan tutup rapat selama tiga puluh menit. Sesudahnya, nyalakan dan rebus lagi selama tujuh menit dengan menambahkan campuran tepung tapioka dan air. Step ini perlu agar sagu tidak memisah.
Sementara untuk kuah santannya sendiri, siapkan air santan secukupnya dengan tingkat kekentalan sesuai selera. Didihkan dalam kompor menyala, beri daun pandan, dan garam. Jika menyukai aroma yang lebih kuat, bisa ditambahkan juga sedikit vanili. Langkah terakhir, ambil bubur beserta kuah santan dalam satu wadah, bubur sagu mutiara siap disajikan.
BACA JUGA: Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya
2. Bubur kembang pacar
Pacar, atau kembang pacar memiliki warna yang senada dengan sagu mutiara. Tapi sebenarnya, kembang pacar dibuat dari tepung tapioka. Berbentuk tipis memanjang, kembang pacar lebih lunak dibanding sagu mutiara. Jadi, cara memasaknya cukup dengan direndam dalam air beberapa waktu saja. Jangan lupa cek agar tidak terlalu benyek.
Siapkan air mendidih, masukkan kembang pacar. Saat sudah matang dan teksturnya pas, masukkan santan, pandan, dan sedikit garam serta gula pasir sekaligus. Jadi kuah santan bubur kembang pacar tidak diperlu dipisah. Soal rasanya, bubur kembang pacar cenderung lebih ringan dibanding bubur mutiara.
3. Bubur biji salak, telo, dan kentang
Bubur biji salah mungkin sudah familier ya. Nah tapi, kadang biji salak yang biasanya dibuat dari tepung ini diganti telo atau kentang lho. Penganan khas Ramadhan wong Batang ini memang kadang dimodifikasi. Tapi rasanya tetap oke kok.
Untuk membuat biji salak, siapkan tepung tapioka dan air mendidih. Uleni sampai tercampur rata, dan iris persegi. Rebus air gula jawa dan pandan, saat sudah mendidih masukkan irisan tepung tadi. Diamkan beberapa saat. Ketika biji salak sudah mulai mengembang dan matang, masukkan campuran tepung tapioka dan air, aduk terus sampai mengental jadi bubur.
BACA JUGA: 7 Makanan Khas Batang Yang Terkenal Enak dan Menggoda Selera
Jika biji salak diganti dengan telo atau kentang, maka rebus irisan telo dan kentang terlebih dahulu. Siapkan adonan bubur, dan masukkan telo atau kentang di akhir. Kalau kamu suka isian yang mana?
Sebenarnya, ada satu jenis bubur lagi yaitu bubur sumsum. Tapi seringnya bubur sumsum dijadikan jaburan dengan cara mencampurkan beberapa jenis bubur sebelumnya. Misalkan dalam satu cup diisi bubur sumsum, bubur mutiara, dan bubur biji salak. Di ngaji sore kadang versinya lebih hemat lagi. Dalam satu plastik, bubur mutiara dan biji salak dijadikan satu. Sungguh praktis ya.
Aneka Kolak
Jajan khas puasa wong Batang berikutnya yaitu kolak. Penganan rakyat ini kadang masih dijumpai di warung kecil. Tapi jumlah penjualnya memang semakin sedikit. Tapi saat Ramadhan, pasar jajan sore bisa dipenuhi aneka kolak. Selain jajan khas puasa lain tentunya.
1. Kolak kolang-kaling
Cara membuat kolak relatif lebih mudah dibanding bubur. Kamu hanya perlu merebus air sampai mendidih, masukkan gula pasir dan jahe kemudian kolang-kaling. Jangan lupa geprek jahe agar aroma wanginya semakin menguar. Cicipi sampai kamu merasa pas dengan rasa manisnya.
Sekarang juga kolang-kaling mudah didapatkan. Beli di pasar, dan bisa kamu simpan di freezer. Kalau mau lebih praktis lagi ya beli di penjual atau nunggu jaburan masjid saja. Haha.
2. Kolak pisang
Untuk membuat kolak pisang, siapkan air gula jawa. Tunggu sampai mendidih dan masukkan pisang. Masak, dan selanjutnya masukkan santan secukupnya. Tidak sembarang pisang bisa dibuat kolak. Jenisnya harus kamu perhatikan agar tidak merusak rasa.
Seperti misalnya gedang rayap, istilah wong Batang, saat dijadikan kolak cenderung lembek dan berwarna biru pucat. Kamu bisa memakai gedhang sobo (pisang kepok), raja nangka, dan gebyar (pisang tanduk) biar kolakmu makin enak.
BACA JUGA: Ramadhan di Depan Mata, Berikut Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #1
3. Kolak waluh
Waluh (biasa dikenal dengan labu) yang bisa dibuat kolak ada dua jenis. Waluh kuning (cucurbita) atau biasa dikenal dengan labu halloween dan labu putih yang jarang diketahui. Kolak labu kuning biasaya berwarna coklat karena cara memasaknya sama dengan kolak pisang. Sementara labu putih, berwarna bening dengan cara memasak sama seperti kolak kolang-kaling.
Untuk labu putih sendiri, pastikan direndam dalam air apu terlebih dahulu sebelum memasakknya. Ini berfungsi untuk menghilangkan getah labu tersebut.
Barteh
Jajan khas Ramadhan wong Batang yang bisa dibilang spesial yaitu barteh. Setiap puasa, penjual barteh atau timun suri bisa banyak ditemui di pasar atau pinggir jalan. Tapi jangan berharap bisa mendapatinya setelah lebaran. Saya tidak tahu bagaimana siklus pertanian, yang pasti petani-petani daerah Batang tempat saya hanya menanam barteh saat puasa saja.
Barteh buasanya diolah menjadi minuman. Seperti sop buah, atau es campur. Rasanya yang tidak terlalu manis, agak seret, tapi wanginya yang sangat enak, cocok dijadikan minuman pasca berbuka. Mungkin ini juga asal muasal penamaan barteh. Dimakan setelah minum teh. Dipangan lubar ngeteh. Masuk akal to? Haha.