KOTOMONO.CO – Pekalongan merupakan kota pesisiran yang jauh dari nuansa Keraton Jawa selalu mempunyai ciri budaya yang khas tersendiri. Kota ini semakin hari semakin menunjukan eksistensinya. Kali ini akan membahas Seni Budaya dalam hal musik yang khas dari Pekalongan. Jika Banyumas sudah terkenal dengan Musik Calung dan Kenthongannya, kini Bagaimana dengan Musik Pekalongan, apakah punya ?
Kita sudah tahu bahwa Calung merupakan musik tradisional dengan perangkat mirip gamelan yang terbuat dari bambu wulung. Masyarakat Banyumas biasa memanfaatkan kesenian ini seperti untuk media rekreasi, menyambut tamu, pertunjukan budaya, atau mengamen. Bahkan kelompok-kelompok musik pengamen yang ada di Malioboro Jogjakarta merupakan musik calung yang aslinya dibawa keluar oleh masyarakat Banyumas. Bahkan beberapa daerah di Pekalongan juga ada yang memainkan dan mengimpor musik calung beserta pelatihnya langsung dari Banyumas.
Kiat untuk menduniakan musik khas Pekalongan masih terbuka lebar. Semangat kesatuan gotong royong masyarakat Pekalongan sungguh luar biasa. Terbukti dengan bermunculnya kelompok-kelompok atau grup musik yang terus mengasah kreatifitasnya. Hal ini bisa kita lihat pada setiap hari besar islam maupun acara-acara resmi seperti pawai Pajang Jimat, HUT Kota Pekalongan, Pekan Batik dan acara-cara lainnya yang selalu diramaikan dengan iringan musik yang menghebohkan ini. Berangkat dari tradisi “tong-tong prek” yang biasa dilakukan anak-anak muda ketika hendak membangunkan orang sahur di bulan puasa, kini oleh masyarakat Pekalongan diracik untuk menjadi kesenian musik tersendiri.

Umumnya mereka para pemain Musik Rampak akan berbaris puluhan hingga ratusan orang dengan menabuh berbagai macam alat musik yang selaras dengan kekompakan tarian yang berada di barisan paling depan. Menyanyikan lagu-lagu sholawat Nabi dan pujian dalam bahasa Jawa maupun Indonesia dengan penuh semangat kegembiraan bersama.
Ada yang menamakan musik ini dengan musik “Koprek’an” ada juga yang menamakan kenthongan atau pun lain-lain. Agar tidak salah dalam menyebut dan mari kita samakan presepsi untuk menyebut musik yang sedang hits di Pekalongan ini, kita bisa menyebutnya dengan nama Musik Rampak. Rampak dalam artian tetabuhan banyak alat musik, energik dan beramai-ramai.
Baca : 10 Bangunan Bersejarah di Kawasan Budaya Jetayu Pekalongan
Dalam kurun satu tahun terakhir musik rampak atau “Koprek’an” ini telah berkembang pesat di tanah Pekalongan, khususnya Pekalongan bagian selatan. Banyak grup-grup musik rampak yang terbentuk, umumnya tiap-tiap kampung maupun per wilayah RT atau lainnya mempunyai grup tersendiri. Dalam grup Musik Rampak ini setiap wilayah akan memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari kostum, alat musik yang digunakan, tarian hingga pernak-pernikatau atribut yang digunakan. Bahkan beberapa ada yang mempunyai maskotnya sendiri-sendiri.

Definisi Musik Rampak Pekalongan
Berbeda dengan Kesenian Calung Banyumas yang identik dengan irama angklung dan kenthongan bambu, Musik Rampak Pekalongan lebih variatif dan unik. Dasar dari Musik Rampak Pekalongan adalah Perkusi atau semacam “Koprek’an” yang kita kenal pada umumnya.
Dengan alat-alat musik utama Jedur yang terbuat dari modifikasi drum bekas, kemudian penambahan isntrument lain seperti Kenong, Gong, Demung, dan kenthongan. Di beberapa kelompok musik rampak, mereka menggunakan alat musik Trio pada drumband atau Rebana untuk kolaborasinya. sehingga irama yang tercipta semakin beragam dan bervariasi.
Sama seperti Musik Calung Banyumas ada barisan penari yang selaras dengan irama musik, dalam Musik Rampak milik Pekalongan pun mempunyai barisan perani yang terdiri dari anak-anak hingga remaja yang siap menyuguhkan koreografi tarian yang cukup menarik.
Jadi Musik Rampak Pekalongan adalah musik berirama perkusi yang dikolaborasikan dengan tari dan gema Sholawat yang dimainkan oleh kelompok terdiri dari pemusik, penari dan penembang atau vokalis.
Baca juga : Sarung Batik, Budaya Jati Diri Orang Pekalongan
Basis religiusitas Pekalongan sebagai Kota Santri telah mempengaruhi musik rampak ini, banyak aransemen lagu-lagu religi yang dimainkan seperti Sholawat Nabi kemudian tembang Jawa-islami Sluku-sluku Bathok, Lir-ilir, Turi Putih dll terus dilestarikan, tak sedikit pula yang mengaransemen lagu-lagu dangdut maupun lagu pop indo yang sedang tenar.

Dengan jumlah anggota keseluruhan mencapai ratusan orang (penabuh alat musik+penari+dll) dalam sekali perfom dengan cara melakukan pawai keliling desa, mereka mampu membuat jalanan macet dan harus di alihkan. Kelompok-kelompok Musik Rampak ini akan membuat macet jalanan ketika meraka perfom, biasanya saban malam hari besar Islam seperti Tahun Baru Hijriah, Isra-mi’raj, Maulid Nabi mereka akan perfom keliling antar kampung. Sobat bisa bayangkan jika ada 2 kelompok yang lewat bersebrangan di jalan yang sama, dipastikan sobat tidak bisa lewat kemanapun.
Manfaat Adanya Musik Rampak Pekalongan
Kenapa jenis musik beginian bisa sangat berkembang pesat dan disukai oleh masyarakat Pekalongan ? jawabnya karena orang-orang yang ikut kelompok musik rampak yang ada di desa masing-masing akan mendapat manfaat luar biasa yang bisa mereka rasakan. Banyak latar belakang, visi-misi dan manfaat yang berbeda-beda yang mendasari warga membentuk grup Musik rampaknya namun bisa saya tarik garis besarnya sebagai berikut :
Yang pertama, semangat kekeluargaan silahturahmi dan gotong royong antar warga desa semakin solit. Dalam beberapa kasus di masing-masing desa, dahulu sebelum adanya Musik Rampak Sholawat ini mereka ada yang bersebrangan alias “dewe-dewe” (sendiri-sendiri) bahkan ada yang tidak bertegur sapa satu sama lain. Blok sana ya blok sana, blok sini ya blok sini. Namun dengan adanya Musik Rampak, mereka akhirnya menjalin kembali tali silahturahmi antar warga desa dan mau bergotong-royong dalam kekeluargaan yang tergabung kedalam grup musik rampak ini. Bahkan tidak sedikit yang satu keluarga mulai dari Anaknya, Bakapnya, Ibunya ikut grup musik rampak.

Kemudian yang Kedua, Merupakan gerakan positif anak-anak dan pemuda desa. Bagi anak-anak dengan ikut kedalam musik rampak ini meraka diajai untuk menjalin persaudaraan dan bersholawat. Dalam agama islam Sholawat merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan siapa saja, jadi sejak dari anak-anak mereka sudah dibekali nilai-nilai religius yang tinggi. Kemudian bagi para pemuda desanya, usia remaja dalam sebuah pergaulan sangat riskan akan bahaya jika tidak dipantau atau disalurkan kedalam kegiatan yang benar. Kalau dulu banyak pemuda desa yang “grumungan mbah-mbuh” (nongkrong yang tidak jelas) kini mereka bisa berkumpul dan melakukan kegiatan positif dalam semangat sholawat kepada Nabi. Dengan ajaran persaudaraan dan berkah Sholawat, InsyaAllah para pemuda Pekalongan akan memperkokoh benteng NKRI dan mampu melawan hal-hal yang negatif seperti Narkoba, Begal, Terorisme dan lain-lain.
Yang Ketiga adalah mengokohkan Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia dalam kategori Kerajinan dan Kesenian Rakyat. Dengan bentuk kesenian musik rampak yang berkembang di masyarakat Pekalongan, tak salah jika UNESCO memasukan Kota Pekalongan kedalam Jejaring Kota Kreatif Dunia. Semakin hari musik rampak kian terus membudaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pekalongan. Seperti Musik calung Banyumas yang dulunya cuma dimainkan ditingkat RT/RW, kini sudah populer hingga merambah ke daerah lain dan dijadikan ciri khas Banyumas dalam menyambut setiap tamu kenegaraan.
Baca juga : Pawai Pajang Jimat, Semangat Maulid dan Nasionalisme Warga Pekalongan Raya
Yang Keempat, dalam segi kesehatan jasmani akan meningkat. Tidak sedikit ibu-ibu yang ikut menjadi barisan penari musik rampak, rata-rata mereka berbadan gemuk. Nah, dengan mengikuti musik rampak ini mereka bisa sedikit merampingkan badan dengan ikut gerakan menari sebagai berolahraga atau minimal jalan sehat keliling kampung mereka sendiri. Hmm… lumayan lah daripada tidak gerak sama sekali malah bisa bikin penyakit datang :D

Untuk mengenai hal Nama-Nama Grup Musik Rampak Pekalongan yang ada di Kota maupun Kabupaten akan saya posting pada kesempatan berikutnya.
Semoga semangat Sholawat dalam Musik Rampak akan terus menggerakan warga masyarakat Pekalongan dan sekitarnya untuk terus berkreasi dalam hal kebaikan. Kita tidak usah malu jika ada yang mengatakan Musik ini hanya “Koprek’an” tidak ada nilai seninya, mereka belum mengenal dan mengerti saja, toh ada juga grup musik rampak ini yang sudah perfom di luar daerah Pekalongan. Kita tunggu adanya festival-festival Musik rampak yang akan mengasah kretifitas para grup musik rampak untuk terus berkreasi.
Yang penting dan yang terpenting adalah adanya manfaat yang luar biasa dari musik rampak yang berkembang di Pekalongan saat ini. Jika kegiatan positif ini bisa terus berkelanjutan, dijamin Pekalongan aman sentosa. Aamiin
Pokoke awake ndewe kudu PeDe, Njogo Kerukunan lan Rahatane.
Salam Cinta Pekalongan