KOTOMONO.CO – Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun upaya ini gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir.
Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.
Berdasarkan catatan International Coffee Organization (ICO), terdapat 4 jenis kopi yang diperdagangkan secara global yakni kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan kopi excelsa. Keempat jenis kopi tersebut berasal dari 3 spesies tanaman kopi. Arabica dihasilkan oleh tanaman Coffea arabica. Robusta dihasilkan tanaman Coffea canephora. Sedangkan liberika dan excelsa dihasilkan oleh tanaman Coffea liberica, persisnya Coffea liberica var. Liberica untuk kopi liberika dan Coffea liberica var. Dewevrei untuk kopi excelsa. (jurnalbumi.com)
Kopi yang berasal dari Indonesia beragam jenis. Citarasa khas kopi asal Indonesia tidak perlu diragukan lagi kelezatannya. Pekalongan juga memiliki ciri khas kopi yang tak kalah dari daerah lain di Indonesia.
Baca juga : Nasi Megono Khas Pekalongan
Pada umumnya, jenis kopi yang biasa ditemukan di Pekalongan ialah Robusta, Arabika dan Excelsa. Kamu bisa dijumpai 3 varian kopi ini ketika berkunjung ke kedai-kedai yang menjual kopi khas Pekalongan.
Dari 3 jenis varian tersebut, Kopi Robusta dari desa Pungangan Kecamatan Doro patut untuk kamu coba. Kopi Pungangan atau dikenal dengan nama Kopi Kopung ini merupakan salah satu kopi asli dari daerah Pekalongan.
Di namakan kopi Pungangan, karena kopi jenis ini dibudidayakan oleh masyarakat dari Desa Pungangan Doro. Kopi menjadi salah satu penghasilan utama bagi masyarakat Desa Pungangan.

Desa Pungangan salah satu desa di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa Pungangan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani kopi. Desa yang letaknya berada di selatan pegunungan Pekalongan pada ketinggian 700- 1000 meter dari permukaan laut dikenal sebagai penghasil kopi.
Ketika berkunjung ke Desa Pungangan menjumpai pemandangan yang berbeda. Tanaman kopi dengan mudah dijumpai disekitar pekarangan rumah penduduk Desa Pungangan.
Hampir setiap rumah di desa ini mempunyai tanaman kopi. Kopi Kopung yang diproduksi oleh masyarakat Desa Pungangan termasuk dalam jenis kopi robusta yang sudah dipasarkan di seluruh Pekalongan dan bahkan keluar daerah seperti Surabaya dan Jakarta.
Penduduk Desa Pungangan sejak dari dulu meracik sendiri bubuk kopi dengan resep yang sederhana dan tradisional. Penduduk di desa ini mengolah biji kopi dengan cara tradisional dari mulai tanam kopi hingga menjadi kopi bubuk siap saji.
Baca juga : Mie So, Salah Satu Makanan Khas Dari Pekalongan
Kopi Kopung yang diolah secara tradisional menghasilkan citarasa kopi yang khas kaya rempah. Kopi Pungangan memiliki citarasa yang khas yaitu rasa pahit ,gurih dan aroma wangi dan harum.
Citarasa yang khas pada racikan bubuk Kopi Pungangan terletak pada cara pengolahannya dari masa panen sampai menjadi bubuk siap saji dilakukan dengan cara tradisional.
Saat memetik hasil panen kopi pun dilakukan dengan cara berbeda yaitu dipetik dari biji kopi yang masih merah. Biji merah dipetik agar kualitas tetap terjaga. Setelah dipetik biji kopi dijemur dibawah sinar matahari sekitar 3-5 hari sampai kering.
Setelah biji kopi kering selanjutnya biji kopi digiling. Proses penggilingan kopi Pungangan secara manual dengan alat yang disebut lumpang batu dan penumpuk alu.
Biji kopi ditumbuk untuk menghilangkan kulit luar atau cangkangnya. Setelah ditumbuk kulit luarnya hilang biji kopi kemudian disangrai menggunakan kayu bakar. Kopi disangrai dengan wajan khusus hingga satu jam sampai matang.
Biji kopi yang telah disangrai kemudian ditumbuk dengan alat dengan cara ditumbuk dengan alu dan lumpang batu hingga halus. Setelah selesai biji kopi ditumbuk selanjutnya dipacking dengan kemasan plastik untuk dijual dipasaran.
Kopi Pungangan diproses dengan cara tradisional ini menghasilkan kopi yang nikmat dan lezat. Citarasa Kopi Pungangan memiliki citarasa yang khas ini banyak diburu oleh para penggemar kopi.
Masyarakat Desa Pungangan masih mempertahankan proses pembuatan kopi dengan cara tradisional. Cara mengolah biji kopi tetap mempertahankan proses tradisional untuk menjaga citarasa dan kualitas rasa agar tetap terjaga.
Mengolah biji kopi kini telah tersedia dengan cara modern dengan mesin penggiling biji kopi yang canggih. Penduduk Desa Pungangan tetap mempertahankan proses penggilingan biji kopi secara manual dan tradisional.
Meracik kopi secara tradisional oleh penduduk Desa Pungangan mampu menghasilkan kopi yang memiliki citarasa yang khas. Meracik biji kopi sendiri dengan cara tradisional tanpa mesin penggiling bukan tanpa alasan.
Masyarakat Desa Pungangan memiliki alasan tersendiri tetap membuat bubuk kopi dengan cara tradisional. Rasa kopi dibuat dengan cara tradisional memiliki citarasa yang khas.
Baca juga : Kopi Tahlil Minuman Kopi Khas Pekalongan
Citarasa khas pada kopi Kopung tidak ditemukan pada jenis kopi lain membuat masyarakat desa ini tetap dengan cara tradisional.
Rasa kopi Kopung yang khas kaya rempah mampu menarik wisatawan untuk datang langsung ke Desa Pungangan .
Tidak sedikit wisatawan yang datang langsung ke Desa Pungangan untuk melihat dari dekat cara membuat Kopi Kopung .Atau datang ke Desa ini hanya sekedar jalan-jalan dan menikmati lezatnya Kopi Kopung.
Ketika wisatawan berkunjung ke Desa Pungangan tidak saja dapat menikmati kopi secara langsung sembari mencoba membuat kopi sendiri sesuai selera.