KOTOMONO.CO – Intinya ETLE itu Tetep Ngerepotin dan Nggak Elektronik-elektronik Amat!!
Jujur, saya sebenarnya sedang tidak minat-minat amat buat bahas sistem Tilang Elektronik atau nama resminya Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) ini, sebab saya tidak begitu peduli dengan adanya proyek tersebut. Tetapi berhubung baru-baru ini saya sendiri mengalami yang namanya ditilang pake elektronik, maka dengan ini saya ingin share pengalaman yang sapa tahu berharga bagi masyarakat.
Di sini saya ingin disclaimer terlebih dahulu, bahwa saya akan menuliskannya berdasarkan apa yang saya alami dan ini murni pendapat saya pribadi. Saya tidak bermaksud ingin menyudutkan atau menjatuhkan pihak manapun. Anggap saja saya ini sedang kerasukan ingin ikut mensosialisasikan program ETLE dari POLRI agar sukses dan tidak musproh.
Sejak pertama kali diluncurkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, ada 12 kepolisian daerah sebagai tahap pertama yang akan merasakan sensasi tilang elektronik di Indonesia. Saya mengira di tempat tinggal saya ini tidak termasuk, namun saya salah, justru wilayah tempat tinggal saya yakni Kota Pekalongan termasuk 12 kepolisian daerah tersebut.
BACA JUGA: Alasan Jalan di Pemalang Cocok Jadi Tempat Latihan Motocross
Sejak itu saya cukup cuek dan tidak begitu peduli, saya menganggap ini hanya program biasa saja, hingga akhirnya pada hari Selasa sore tanggal 22 Februari 2022 sekira pukul 17.00 WIB datanglah seseorang yang memberikan sebuah amplop coklat bertuliskan POLRES PEKALONGAN KOTA sebagai pengirimnya. Jelas ini bukan surat cinta melainkan surat konfirmasi dari tilang elektronik.
Waduuhh perasaan saya waktu itu cukup tidak karuan, banyak spekulasi yang masuk ke dalam pikiran saya. Saya melanggar apa nih? Di mana dan kapan saya melanggarnya? Ada berapa pasal ya kira-kira? Apa ini salah orang atau gimana ?
Mendapati surat yang sudah ada di genggaman, saya langsung membukanya secara perlahan. Terdapat 1 buah lembar kertas yang setelah saya baca isinya dengan seksama dari atas sampai bawah, mengatakan pada intinya surat ini memberitahukan kendaraan dengan plat nomor milik saya telah tertangkap rekaman CCTV ETLE atau Kamera Mobile pada hari Sabtu tanggal 19 Februari 2022 pukul 10.33 WIB dengan jenis pelanggaran tidak memakai helm.
Saya coba ingat-ingat pada hari itu dan jam itu saya ke mana saja, saya cuma ingat bahwa pagi hari saya pergi membeli bensin di SPBU Buaran Kradenan tapi pukul 9 an pagi. Memang kultur di sana biasa tidak pakai helm jika berpergian, jadi saya menganggapnya aman-aman saja. Daerah bar-bar kunu kui boss.
Singkat cerita saya berinisiatif buat mengecek pelanggaran apa yang sebenarnya saya lakukan (setidaknya yang tertangkap kamera) dengan men-scan QR code yang tertera pada amplop. Hasil scannya adalah tautan yang mengarah ke alamat berikut cektilang.kirimdokumen.id/?validate=413241 yang isinya menyuruh saya memasukan nomor kendaraan.
BACA JUGA: KPK Memang Butuh Himne dan Mars, Penciptanya Juga Harus Diberi Penghargaan
Setelah itu muncul informasi tanggal, waktu, lokasi dan jenis pelanggaran yang dilakukan. FYI, saya googling besaran denda ETLE jika tidak pakai helm adalah sebanyak 250.000 atau kurungan penjara selama 1 bulan . Wah 1 pelanggaran saja uangnya banyak juga ya. Kalian mau protes “kok Mahal amat?”. Ya gimana lagi, mbok pikir aja wong biaya pembuatan sistemnya aja pasti nggak murah, dendanya menyesuaikan dong! Maklumi bae-lah.
Kemudian pada bagian bawah laman sistem tersebut ada sebuah tombol untuk mengunduh bukti tilang elektronik ini. Saya mengira setelah mengunduh bukti itu saya akan mendapatkan informasi mengenai besaran biaya beserta arahan kemana saya harus membayar dendanya.
Namun sayang perkiraan saya ini melenceng jauh, saya cuma mendapatkan dokumen berformat pdf dari surat konfirmasi tilang secara lengkap berjumlah 3 halaman dan itupun masih tidak ada informasi besaran denda dan lain sebagainya, yang mencolok cuma bukti foto yang tertangkap kamera serta QR code buat konfirmasi secara online.

Lah ngapain kalau cuma dapetnya ginian doang? Tinggal diprintkan semuanya yang berjumlah 3 lembar kan beres? Apa polantas sedang memikirkan untuk menghemat penggunaan kertas ya? Wah Go–green nih, cakeep.
Yang lucu adalah foto yang dilampirkan adalah foto dari arah belakang yang tidak kelihatan wajah saya juga dari posisinya dari arah pinggir jalan ala-ala kamera rahasia gitu. Saya yakin kalau di situ tidak ada CCTV ETLE yang terpasang. Jadi jika merujuk pada “invovasi” kamera mobile yang dipasang di badan oknum, ciee oknum eh maksudnya petugas, saya kok jadi curiga.
BACA JUGA: Yang Paling Mudah Disalahkan Orang Saat Banjir Melanda
Bukan apa-apa sih, cuman kalau dipasang di badan petugas kan petugasnya keliling gitu naik motor misalnya, nah ini kok arahnya dari belakang terus pinggir jalan lagi. Lha apa itu petugasnya lagi ngetem atau ngadem gitu dipinggir jalan sambil motoin satu-satu yang lewat? Atau jangan-jangan mematung seharian disitu? Atau nih (semoga saja tidak benar) ada seseorang yang menjadi agen rahasia yang bertugas khusus buat berburu foto pelanggar lalu lintas? Wow super sekali! tapi wis mbuhlah apapun itu jelas nggak bisa buat menyangkal dan menghindari hukuman.
Btw, setelah menerima ini artinya saya harus sesegera mungkin untuk melakukan konfirmasi baik itu online via WA atau datang langsung ke kantor Satlantas Pekalongan Kota. Waktu yang diberikan cuma 7X24 jam sejak terjadinya pelanggaran. Dan cara yang pertama yakni konfirmasi online via WhatsApp saya pilih.
Saya coba melakukan konfirmasi pada malam hari itu. Usut punya usut nomor tersebut merupakan nomor WA bisnis dari ETLE Satlantas Pekalongan Kota yang barang kali sedang tidak mendapat koneksi internet atau sengaja dimatikan gadgetnya (di luar jam kerja). ya kali masa kuotanya habis? Ya nggak mungkinlah.

Sekira pukul 05.00 pagi pesan saya masuk dan dibalas dengan pesan otomatis yang memberitahukan untuk melampirkan 3 berkas. Yang pertama adalah foto KTP, kemudian SIM dan bukti surat tilang tadi. Dari sinilah kelemahan yang saya maksud.
Ada celah di prosedur sistem tilang dengan ETLE yakni bila kalian tidak punya sim tapi terlanjur kena ETLE dan difotonya tidak jelas-jelas amat wajahmu atau terfoto dari belakang kek saya, kalian bisa tuh minta bantuan orang lain yang punya SIM buat ngurusin tilang ini, sebab kalau nggak punya SIM bisa jadi pasal pelanggaranmu akan bertambah banyak gaes.
BACA JUGA: Banjir Rob, Antara Relokasi VS Pembangunan Tanggul
Oh iya bisa aja kamu siasati dengan pake plat nomor asal-asalan, jadi kalo ketilang elektronik ya yang muncul data kendaran orang lain atau bahkan nggak ada datanya, jadi aman-aman aja kecuali ketangkep razia sih.
Kembali ke proses konfirmasi, semua berkas yang diminta sudah saya berikan dan saya kirim pada hari dan jam kerja sesuai ketentuan, namun hingga tulisan ini diterbitkan tidak ada balasan apa pun. Oh shit, ternyata oh ternyata pesan WA saya tidak direspon yang artinya saya harus konfirmasi ke kantor. Jane niat pora sih po cuma guyonan uji coba sistem otok Pak?
Waduh repot nih kalau harus ke kantor, kita harus luangin waktu dan tenaga. Ya kalo disana ketemunya polwan muda yang syantik, nah kalo mas-mas polisi cringe atau bapak-bapak polisi kan malesin, ya nggak ? Biar adil gimana kalo disiapkan Polwan dan Polisi ganteng aja yang melayani Pak?
Sungguh sial dan sungguh merepotkan, saya terpaksa harus benar-benar datang ke kantor. Setelah ini itu dan dijelasin panjang lebar mengenai pasal dan dendanya sebesar Rp 200.000,-. Akhirnya nyampai juga di mana saya diberi pilihan, mau nitip uang atau setor ke Virtual Account BRI.
Saya awalnya mengira bakalan dilempar sidang ke Kejari, namun ternyata tidak. Saya memilih setor via BRI, nggak sudi kalau harus nitip ke petugas, sebab saya berfikir kalau nitip terus dilepasin lah apa bedanya dengan kena tilang dijalanan yang kalo bayar kena tilang bayar ke oknum, mending setorin ke negaralah.
BACA JUGA: Pentingnya Hubungan Tanpa Birahi dalam Dunia Pacaran yang Harus Laki-laki Tahu!
Selain itu, kalau kamu nitip denda via Virtual Account maka ada 2 keuntungan yang bisa kamu dapat. Pertama barang yang disita bisa langsung diambil dan kedua adalah berkesempatan mendapat uang kelebihan sisa titipan denda tilang. Gimana masih mau nitip ke petugas?
Jika konfirmasi via WA aja nggak bisa selesai, artinya ETLE ini sistemnya bisa dibilang nggak elektronik-elektronik amat alias serba nanggung, masih nggak praktis. Bayangan saya sih, konfirmasinya online itu pake sistem web khusus, tinggal upload lampiran berkas sat set sat set keluarlah kode billing untuk bayar dendanya, selesai. kan sangat praktis. Ah lagi-lagi saya terpeleset jauh.
Ya semoga aja tulisan ini nyampe ke Pak Sigit biar jadi bahan evaluasi tilang elektronik ETLE kedepannya.
Salam Presisi