KOTOMONO.CO – Menulis bisa dilakukan dimana saja dan dalam kondisi apapun. Lebih-lebih jika Anda memiliki kemampuan dasar menulis. Tak ada kata tidak bisa dalam menulis. Siapapun bisa menulis dengan ciri khas dan gaya bahasanya masing-masing.
Dalam urusan karya fiksi misalnya, ada kesan bahwa penggunaan bahasa menjadi hak prerogatif penulisnya. Namun, penulis fiksi juga mesti tahu bagaimana caranya menggunakan bahasa secara tepat agar di dalam karyanya memiliki kekhasan tersendiri. Ya, supaya dikenali gitu.
Lepas dari masalah itu, pernah nggak Anda berpikir atau minimal menanyakan pada diri sendiri atau pada orang lain, gimana sih caranya agar bisa menulis secara konsisten? Tujuannya sih supaya bisa kesan yang baik buat pembaca. Nah, mumpung waktu senggang Anda masih cukup banyak, nggak ada salahnya Anda baca opini yang saya bikin ini. Mungkin sih asal-asalan, tapi siapa tahu bisa dijadikan pembelajaran.
Oke, kita mulai saja. Bagi Anda yang sedang giat-giatnya menulis, mungkin karena baru memulai atau sedang dalam tahap belajar menulis, perlu Anda catat, bahwa menulis itu tidak jauh dari kegiatan membaca. Maksudnya, kalau pas Anda membaca sudah pasti imajinasi, penghayatan, perasaan, serta pikiran pun bisa kebawa oleh tulisan. Ya kan?
Nah, begitu juga menulis. Ketika Anda menulis, sebenarnya Anda seperti sedang mengajak pembaca Anda untuk membuat semacam obrolan imajiner. Tiap kata yang Anda tuliskan seperti sedang menggambarkan sesuatu, entah itu peristiwa, karakter, atau suasana tertentu kepada pembaca tulisan kita.
Supaya tujuan itu tercapai, seorang penulis perlu bersikap konsisten. Dalam hal apa? Dalam hal membiasakan diri untuk membaca dan menulis. Selain itu, konsistensi ini juga dibutuhkan dalam menjaga stabilitas mood dan perasaan Anda.
Ingat juga bahwa pengaruh lingkungan kadang bisa membuat Anda bisa lengah lho. Makanya, seorang penulis harus mampu mengendalikan dirinya agar bisa memproduksi kata-kata magis dalam tulisannya. Jangan sampai pengaruh lingkungan membuat Anda merasa gagal memproduksi kata-kata magis.
BACA JUGA: Menulis Itu Boleh Menggiring Opini kok!
Pengalaman hidup juga penting untuk dijadikan pembelajaran. Tetapi, bukan berarti penulis harus hanyut dalam pengalaman itu sehingga sulit mengendalikan emosinya. Alangkah baiknya jika emosi itu diendapkan sebentar untuk kemudian diambil hal-hal yang diperlukan dan mendukung tulisan Anda.
Dalam menulis puisi misalnya, tak jarang Anda yang mungkin baru saja memulai menulis, akan terseok-seok oleh perasaan Anda sendiri. Alhasil, tulisan Anda terkesan seperti letupan-letupan petasan. Jedar-jeder tapi nggak sampai menyentuh pada makna yang esensial. Sebagai contoh, coba saja baca puisi-puisi karya pujangga angkatan 55 dan 66.
Mereka, meskipun menuliskan pengalaman hidup tetapi tak terseret oleh deras emosi pribadinya. Malah dengan pengalaman hidup itu mereka justru menampilkan pengalaman itu sebagai sesuatu yang terkesan hidup dalam tulisan mereka. Menarik, bukan? Lalu, bagaimana caranya?
Ketahui dan Perdalam Kemampuan Menulis Terlebih Dahulu
Jika Anda memiliki passion atau potensi dalam hal membaca dan menulis, jangan padamkan atau takut ketika Anda menggelutinya. Coba saja ikuti alurnya dan jadikan sebuah kebiasaan. Sebab, menulis dan membaca bersifat alamiah dan semua manusia memiliki kemampuan tersebut. Yang patut diwaspadai, misalnya sikap moody atau terlalu mengikuti kata hati, nerveous atau gugup dan kaku ketika ingin menyampaikan dan yang paling parah adalah insecure ketika melakukan atau sekedar melihat karya orang lain yang bisa saja menyaingi bahkan menjatuhkan semangat berkaryanya.
Luangkan waktu untuk mengamati, apakah saya memiliki kemampuan menulis atau hanya sekedar menyukainya. Apakah saya bisa belajar lebih mendalam atau hanya ingin menorehkan sejarah dalam hidup, semuanya bisa direnungkan. Setelah perenungan selesai, hal pertama yang perlu dilakukan adalah bagaimana caranya memulai.
Menurut pengalaman saya selama menjadi mentor kepenulisan, 60% kesulitan penulis adalah memulai dari mana dan menulis perihal apa. Untuk Anda yang baru mulai menulis, mulailah dengan menulis pengalaman sehari-hari atau minimal kebiasaan yang dilakukan. Tuliskan secara sederhana dan cobalah menikmati proses menulis tersebut.
Setelah Anda bisa menikmati proses menulis, langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya mendapatkan kosakata menarik. Jangan sepelekan kosakata yang terlihat kuno atau kurang menarik pada generasi tertentu, sebab hal itu akan menjadi pantangan ketika Anda ditantang untuk menulis dengan gaya bahasa formal.
Usahakan sering membaca buku apapun atau bacaan yang tertulis di majalah, koran, website atau yang lainnya,. Agar, kosakata Anda kaya serta untuk menemukan cara penggambaran imajinatif yang baru. Syarat utama menjadi penulis hebat adalah memiliki kemampuan membaca yang cermat, bukan soal berapa banyak buku yang dimiliki atau berapa karya yang sudah diterbitkan. Ciptakan ciri khas Anda dalam menulis setelah Anda memiliki banyak kosakata.
BACA JUGA: Pertanyaan yang Sulit Saya Jawab adalah Apa Manfaat Menulis?
Selanjutnya, bagaimana mencoba gaya bahasa yang tak biasa. Maksudnya, kreasikan tulisan Anda dengan bahasa formal, semi atau sehari-hari, usahakan lebih mengeksplor pengetahuan menulis dari media sosial, buku di perpustakaan atau website yang Anda percayakan untuk ruang belajar menulis. Saya menyarankan untuk mengikuti kelas menulis yang biasa diiklankan, atau bisa mengikuti komunitas penulis online jika Anda belum memiliki keinginan untuk mengikuti kelas menulis. Namun, alangkah baiknya mengikuti kelas menulis untuk mempercepat proses belajar dan menumbuhkan semangat belajar menulis.
Eksplorasi, Kompromi dan Rendah Hati
Mengapa menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan? Karena dari sekian banyaknya kegiatan yang membebaskan seseorang untuk berkreasi adalah menulis. Dengan menulis, Anda bisa mengkreasikan berbagai ide, membuat imajinasi menjadi hidup dan memberi manfaat kepada pembacanya. Apalagi jika karya Anda diburuoleh banyak orang karena memberikan pengaruh dalam hidup para pembaca, itu sudah di atas kata bagus menurut pengamatan pribadi.
Penyair dahulu pernah berkata seperti ini: “Senjata paling mematikan adalah kata-kata.” Saya mengutip dan merepresentasikan kutipan ini menjadi sebuah pecutan bahwa manusia adalah pencatat yang aktif dan tiada yang bisa menandinginya. Manusia memainkan berbagai saraf dan otaknya sebagai pusat pengembangan olah kata yang magis hingga melahirkan karya yang fantastis. Kalau begitu, mari kita mencoba mempraktikkan bagaimana caranya konsisten agar tulisan kita bisa memengaruhi hidup banyak orang.
BACA JUGA: Menulis itu Lebih Banyak Dipengaruhi Faktor Non-Teknis
Belajar konsisten bisa Anda praktikkan dengan dua hal; maksimalkan perihal baik dan minimalisir kemungkinan-kemungkinan yang bisa menjatuhkan. Contohnya seperti ketika Anda belajar menulis dengan dorongan dari mana saja, usahakan maksimalkan semangat dari diri Anda sendiri bahwa dengan menulis bisa menghasilkan banyak hal positif. Banyak hal positif yang bisa didapat, jika Anda masih menyepelekan perihal ini mungkin Anda belum merasakan bagaimna nikmatnya berbagi perasaan dan pemikiran melalui verbal atau lisan.
Hal ini yang sering dilupakan oleh para penulis sebab manfaat ini tidak semenarik para penulis dahulu kala mencatat berbagai pengetahuan dan pengalamn yang berarti. Konsisten yang pertama kali dilakukan untuk mendapat hasil yang baik adalah memaksimalkan diri untuk bersiap menulis lebih asyik, menciptakan hal baru dan memberikan manfaat kepada pembacanya. Dari menarik bisa menjadi senang, dari senang menjadi bermanfaat, kemudian dari bermanfaat bisa jadi pendorong pembaca untuk membagikan beberapa kutipan dari tulisan Anda. Tentunya Anda sering melihat dari linimasa media sosial tentang quotes yang bersebaran, bukan?
Kemudian, bagaimana cara meminimalisir kemungkinan yang tidak diinginkan dalam menulis? Caranya hanya dua; jangan berpikir dan bertindak lebih aktif. Maksudnya, jangan pikirkan hal yang bisa membuatmu down, buatlah schedule agar menulis tidak menjadi beban pada waktu Anda. Pun membuat kegiatan kolaborasi antara menulis dengan kegiatan lainnya, seperti mendengarkan musik atau menyetel siaran radio atau podcast yang sering digunakan oleh penulis masa kini. Visualisasi zaman sekarang sudah variatif, tidak melulu soal tulisan, namun jangan khawatir karena Anda seorang penulis, sebab diri Anda adalah kunci yang sering dicari banyak gembok yang bertebaran di sekitar Anda.
BACA JUGA: Phonegraphy Ala Gen Z Dalam Berkreasi Dengan Smartphone-nya
Kemudian bertindak lebih aktif dengan melakukan eksplorasi secara mendalam, bisa dengan berdiskusi dengan ahlinya atau sekedar obrolan hangat dengan teman seperjuangan Anda. Bisa juga dengan membaca buku bacaan atau artikel tentang kepenulisan di berbagai platform, atau saran saya mendengarkan YouTube atau Podcast yang berhubungan dengan menulis. Anda akan terlatih untuk mencatat beberapa hal penting yang menjadi kunci perjalanan belajar menulis dan akan lebih mudah menyerap dibanding Anda belajar secara otodidak.
Eksplorasi sangat penting dalam dunia kepenulisan, sebab dengan mengeksplor banyak karya dan pengetahuan. Anda pun akan kaya pengetahuan dan pengalaman serta haus akan ilmu kepenulisan. Bagikan dengan sekitar Anda yang sedang belajar menulis atau dalam tahap menggeluti kepenulisan.
Berikan bimbingan dan dukungan supaya kegiatan menulis bukan lagi kegiatan yang remeh atau membosankan. Justru membahagiakan ketika Anda mampu menuliskan beberapa momen menarik dalam hidup, atau sekedar membagikan informasi yang menarik. Memang dalam menulis, Anda akan menemukan banyak hal fantastis yang bisa Anda ulik kembali menjadi sebuah tulisan yang bermanfaat.
Setelah mengarungi di fase eksplorasi, maka akan tumbuh rasa kompromi bahwa pilihan menjadi penulis sudah bulat. Otomatis ketika Anda sudah memulai dari nol mempelajari perihal kepenulisan dari awal sampai titik kemampuan yang sudah Anda miliki, tentunya Anda ingin membagikan berbagai ilmu kepenulisan baik dengan khalayak umum atau secara privasi kepada kawan kepenulisan.
BACA JUGA: Rerasan Perihal yang Patah Teruslah Tumbuh
Secara pengalaman pribadi sudah membuktikan bahwa menulis adalah alamiah juga kegiatan yang bermanfaat sekali. Mengapa disebut bermanfaat? Sebab dengan menulis, Anda otomatis berbagi dan sering belajar dari beberapa kejadian, pengalaman dan tulisan orang lain untuk menjadi lebih baik.
Terbangun rasa semangat pada kepercayaan diri hingga akhirnya menjadi sebuah rasa yang disebut rendah hati. Seorang penulis besar selalu mengayomi dan membimbing tanpa pamrih kepada penulis lainnya, sebab dari nol sudah terbiasa berbagi bahkan dari pra-belajar kepenulisan sudah terpikir bahwa seorang penulis adalah pembagi yang imajinatif serta kreatif. Jika Anda ingin menjadi seorang penulis yang hebat, cobalah memahami, mengeksplor dan biasakan kesadaran berbagi kepada siapapun. Sekian dan terima kasih atas apresiasinya dalam bentuk apapun.