KOTOMONO.CO – Salah satu pertanyaan yang sulit saya jawab, adalah apa manfaat menulis. Sampai saat ini, pertanyaan itu nggak bisa saya jawab secara tepat. Mungkin, di satu waktu saya jawab A. Tetapi, di lain waktu, jawaban A itu salah. Maka, muncul jawaban B.
Iya sih, banyak buku tentang teori menulis. Buku-buku itu menerangkan apa itu manfaat menulis. Saya percaya, ulasan dalam buku-buku itu tidak salah. Semuanya benar. Sebab, saya yakin, para penulis buku teori menulis itu maksudnya baik. Salah satunya memberi motivasi orang agar mau menulis.
Maka, nggak heran, para penulis buku teori menulis ini banyak menyebutkan manfaat menulis. Nggak cuma satu. Coba aja cek buku-buku teori tentang menulis. Atau tulisan-tulisan artikel di media online atau media-media mainstream yang menyoal manfaat menulis. Wah, pasti banyak.
Tapi perlu diingat, manfaat sesuatu bagi seorang itu tidak sama dengan orang lain. Bergantung pada situasi dan kondisi pribadi masing-masing. Bergantung pada pengalaman si pemakainya. Begitu juga menulis.
Ada yang menganggap, menulis itu bisa bikin pikiran fresh. Ada juga yang bilang, menulis itu bisa mendatangkan duit. Ada pula yang berasumsi, menulis itu bisa membuat nama kita mengabadi. Dan sebagainya.
Tetapi, ada juga yang mengatakan, menulis itu nggak ada manfaatnya. Hanya buang-buang waktu, nguras pikiran, dan nguras tenaga. Hasilnya, nonsense! Pertanyaannya, mengapa ada pandangan yang begitu ya? Lagi-lagi ini soal pengalaman.
Pengalaman setiap orang itu beda-beda. Maka, simpulan yang begitu itu, penyebabnya sangat mungkin beragam. Mungkin, yang bilang begitu karena ekspektasinya terlalu tinggi. Ia berharap ada sesuatu yang menurutnya luar biasa yang bisa ia capai dengan menulis. Eh ternyata, keadaan yang dialaminya lain. Jauh dari ekspektasinya.
Mungkin juga karena memang nggak punya minat dalam menulis. Eit! Ingat ya, menulis itu keterampilan. Maka, soal bisa atau tidak seseorang menulis, bukan dari bakat. Melainkan kemauannya untuk terus mengasah keterampilan menulis. Latihan setiap saat.
BACA JUGA: Kapan Sih Waktu yang Pas Buat Nulis?
Atau, bisa saja ia bilang begitu karena memang nggak punya kemauan untuk menulis. Ia lebih suka menjalani hobinya yang lain. Karena dia pikir, menulis itu butuh mikir. Sementara hobinya, bisa dijalankan dengan sesuka hati tanpa kudu mikir. Hmm… apa iya sih? Orang mancing saja—yang kelihatannya cuma diam di bantaran sungai—kadang juga butuh mikir kok. Misal, setelah berkali-kali gagal mendapatkan ikan, seorang pemancing kudu muter otak untuk menemukan strategi jitu dalam memancing. Lalu, dia lakukan percobaan. Mulai dari mengganti-ganti jenis umpannya, pindah lokasi, ganti kailnya, dan sebagainya.
Atau hobi motret. Untuk mendapatkan gambar foto yang bagus juga perlu mikir. Ia kudu bisa memperkirakan apakah cahayanya pas atau tidak. Setingnya mendukung apa tidak. Kostum dan gaya si modelnya pas dengan suasana yang diinginkan apa tidak. So, mikir juga kan?
Begitu juga dengan hobi lainnya. Aktivitas berpikir tetap diperlukan. Jadi, nggak cuman menulis yang butuh pikiran. Semuanya butuh.
Kembali lagi ke soal manfaat menulis. Sampai saat ini saya masih saja menulis. Sampai saat ini pula saya masih belum dapat menemukan manfaatnya yang paling tepat. Saya, dengan kata lain, belum dapat mendefinisikan apa manfaat menulis.
BACA JUGA: 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Menulis dan Manfaatnya
Saya ingat, dalam sebuah tayangan di youtube, seorang Martin Suryajaya mengatakan, orang yang pertama belajar filsafat karena ia mencari kegunaan akan berhenti belajar berfilsafat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Mungkinkah rumus ini berlaku juga dalam menulis? Sangat mungkin sekali. Karena, manfaat itu tidak serta merta dapat dirasakan. Kalaupun ada yang bisa serta merta dirasakan, bisa jadi itu bukan manfaat yang sesungguhnya. Melainkan, semacam penghiburan semata. Atau semacam capaian jangka pendek. Sehingga, orang yang mendapatkan hiburan, ia bisa saja lupa pada makna hakiki dari yang sedang ia pelajari. Ia lupa belajar menulis. Tetapi, ia menulis untuk tujuan-tujuan tertentu yang bisa saja mengaburkan tujuan esensial dari menulis.
Bagi saya, menulis hanyalah salah satu sarana untuk melatih diri. Melatih banyak hal. Saya tidak perlu menyebutkan satu per satu. Tetapi, rasakan saja ketika Anda menulis. Semakin sering Anda menulis, semakin banyak hal yang dapat Anda pelajari. Bukan hanya tentang apa yang Anda tulis, melainkan pula mengenali tentang diri Anda sendiri. Selamat belajar menulis. Semangat dan teruslah menulis!
Ribut Achwandi