KOTOMONO.CO – Setiap tahun pemerintah menggelar sidang isbat melalui Kementerian Agama untuk menetapkan tanggal 1 Ramadhan. Penentuan awal puasa ini didasarkan pada pengamatan hilal atau bulan sabit yang dilakukan di beberapa tempat. Dengan disahkannya ketetapan 1 Ramadhan, ini berarti umat Muslim wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan atau 30 hari penuh.
Puasa Ramadan dalam Islam, yaitu menahan diri dari hawa nafsu sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Dengan kata lain, umat Muslim harus menahan diri dari makan, minum, dan emosi yang didasarkan pada nafsu dari pagi hingga malam hari.
Bagi sebagian orang yang tidak mengerti esensi puasa mungkin menganggap kegiatan ini menyiksa diri karena menahan lapar. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan ini dilakukan sebulan penuh. Terlihat tampak memberatkan bukan?
Sabar dulu. Selain untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan, puasa ternyata juga memiliki segudang manfaat kesehatan baik jiwa maupun raga untuk individu yang melakukannya.
Pertama, Mengurangi Resiko Obesitas dan Menurunkan Berat Badan
Tanpa disertai banyak teori, manfaat ini yang paling mudah diamati. Saat berpuasa, kita hanya bisa makan saat malam hari. Waktu yang sebenarnya relatif singkat karena kita juga membaginya dengan jadwal istirahat alias tidur.
Saat berpuasa, tubuh akhirnya membakar cadangan lemak dan kalori yang tersimpan untuk menghasilan energi. Hal ini terus dilakukan selama satu bulan. Akhirnya, cadangan lemak dan kalori semakin berkurang, metabolisme tubuh terus meningkat, dan berat badan menurun.
Kedua, Memperbaiki Sistem Pencernaan
Puasa memberikan waktu organ pencernaan untuk istirahat. Jika pada hari biasa dia bekerja ekstra karena kita makan tanpa aturan waktu yang pasti, puasa memaksa kita mengistirahatkan lambung dan kawan-kawan menikmati masa santainya.
Jadwal makan saat puasa yang teratur yaitu saat sahur dan berbuka, juga bisa membantu memperbaiki pola makan. Kita hanya makan pada jam tertentu dengan porsi yang tidak berlebihan, dan lambung punya jam khusus untuk bekerja serta istirahat. Proses demikian yang dilakukan berulang dapat memperbaiki sistem pencernaan.
Ketiga, Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Peneliti USC Longevity Institute, Peter Longo mengungkapkan bahwa puasa berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Dilansir dari Forest Digest, Peter Longo melakukan penelitian pada pasien kanker. Ia menemukan bahwa banyak sel darah putih yang bertahan pada pasien kanker yang berpuasa 18 jam sebelum menjalani kemoterapi. Hal ini dikaitkan dengan autophagy atau aktivitas sel memakan sel sampah yang mati.
BACA JUGA: Penyakit Sindrom Tourette: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Puasa mendorong terpecahnya sel darah putih sehingga kekebalan tubuh meningkat. Regenerasi sel pada pasien yang berpuasa lebih cepat dibanding dengan pasien yang tidak berpuasa.
Autophagy adalah mekanisme yang terjadi secara ilmiah dalam tubuh makhluk hidup. Saat berpuasa, energi tubuh sangat minim ,namun sel tubuh masih tetap harus bekerja. Akhirnya sel tubuh bekerja dengan efisien. Sel tubuh membuang molekul sampah dan sel yang rusak, kemudian mendaur ulang zat tersebut menjadi bagian sel yang berfungsi dengan baik.
Lebih jauh lagi, aktivitas autophagy saat berpuasa rupanya memiliki banyak manfaat juga. Autophagy bisa mencegah penuaan dini, mencegah pertumbuhan sel kanker, serta menjaga tubuh tetap berfungsi dengan baik meskipun dalam kondisi minim energi.
Keempat, Menjaga Kesehatan Mental
Manfaat puasa lainnya yang tidak kalah menarik yaitu puasa dapat menjaga kesehatan mental. Selain manahan lapar, puasa mewajibkan umat Muslim untuk menahan hawa nafsu. Amarah misalnya, orang yang berpuasa dituntut untuk menjaga emosi agar tetap stabil sehingga saat ingin marah kita bisa menahannya.
BACA JUGA: ODGJ, Problem Struktural, dan Kita sebagai Manusia
Dengan berpuasa kita jadi tidak sembarangan melepaskan emosi negatif. Memiliki waktu untuk introspeksi serta menengok ulang apa yang kita rasakan. Proses refleksi ini memicu fokus dan konsetrasi meningkat, dan bisa menjaga keseimbangan mental.
Terlebih, puasa diniatkan dalam rangka menjalin kedekatan dengan Tuhan. Saat spiritualitas individu meningkat, ia akan menjadi lebih tenang dan damai. Kedamaian yang menyertai individu menjadi bekal yang cukup untuk melalui tantangan dalam setiap fase kehidupan.
Dengan kata lain, puasa bisa dijadikan sebagai sarana untuk memulihkan diri. Memperbaiki segala kelalaian yang dilakukan kepada diri sendiri. Juga, membentuk individu yang lebih baik dan sehat, baik secara jasmani maupun rohani.