KOTOMONO.CO – Pernah denger gak sih ada wilayah yang disebut dengan Sepuran ? umumnya orang-orang Buaran keselatan paham dengan yang dimaksud dengan Sepuran. Karna memang penyebutan daerah tersebut mempunyai sejarah tersendiri, yaitu berkaitan dengan Jalur Kereta Api (Sepur dalam bahasa Jawa) yang melintasi wilayah terebut.
Benar memang, dahulu pernah ada jalur kereta api dalam kota Pekalongan hingga ke Wonopringgo, bisa dibilang dengan jalur kereta lokal Pekalongan. Dan hal ini yang menjadi penamaan untuk wilayah yang disebut dengan “Sepuran” (Kereta Api).
Pembangunan dan operator jalur ini adalah sebuah perusahaan swasta Hindia Belanda Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Namun sekarang ini jalur kereta api tersebut sudah tidak ada, karena dibongkar oleh tentara Jepang saat Perang Dunia II. Tetapi di beberapa tempat kamu masih bisa melihat bekas jalur ini.
Baca juga : Sejarah Asal-usul Kelurahan Landungsari Kota Pekalongan
Jalur Kereta (Sepur) ini memang sangat vital bagi pemerintahan Hindia Belanda pada waktu itu, karna sebagai alat transportasi hasil perkebunan yang akan diekspor keluar Jawa.
Bahkan dahulu di Kedungwuni ada stasiun kecil untuk transitnya. Dan wilayah bekas rel di Kedungwuni dan ditempat lain yang dilalui jalur ini biasanya dinamai sepuran, sebagai contoh ada kampung Gembong Sepuran, Paesan Sepuran, Ambokembang Sepuran, Pekajangan Sepuran dan lain sebagainya.
Tanah dan rumah didaerah tersebut masih asset milik PT. KAI. Dan salah satu bukti adanya Jalur Kereta Api yang melintasi Kedungwuni adalah bekas Jembatan Kereta yang terdapat di Kali Sengkarang Kedungwuni.
Selain itu, Jalur kereta api ini juga tersambung ke arah Gudang Garam (sekarang Jetayu Residance). Khusus jalur ini menghubungkan dari arah selatan Stasiun, menuju ke Utara melaui kampong Kraton Cokrah, belakang Stadion Hoegeng, hingga belok di depan Asrama Polisi Jl.Veteran ke belakang kantor Pemadam Jl. Tentara Pelajar, depan pengadilan kemudian belok ke Utara kearah WR Supratman hingga kearah Pelabuhan.
Di dan jika kamu berjalan kaki di sekitaran Jl. Cendrawasih (selatan kantor pos) terdapat rel kereta yang menghubungkan ke arah Gudang Garam di Pekalongan kota. Dan menurut cerita para pegiat sejarah, Lapangan Jetayu dahulunya merupakan Stasiun yang memiliki turn table atau meja putar untuk membalikan arah lokomotifnya.
Baca juga : Daftar Bangunan Bersejarah di Kawasan Budaya Jetayu Pekalongan
Di sekitar kawasan Jetayu, pada masa kolonial Hindia Belanda di gunakan sebagai pusat Ibukota Karesidenan Pekalongan, di sekitar kawasan itu terdapat Rumah dinas dan Kantor Residen Pekalongan (Balai Pengendali Pendidikan Menengah Dan Khusus – BP2MK wilayah IV), Kantor Keuangan Gula (Museum Batik), Netherland Hundles Bank (PT.Pertani), Pengadilan, Kantor Pos dan bekas benteng VOC (Rutan).
Kantor keuangan gula yang mengurus 17 pabrik gula di sepanjang eks-Karesidenan Pekalongan dari mulai Brebes hingga Batang.
Sumber : Tulisan Arief Dirhamsyah, Editor : Angga
Foto : (Koleksi KITLV, Leiden)