KOTOMONO.CO – Siapa yang tak kenal Pekalongan, kota di pesisir utara Pulau Jawa berjuluk Kota Batik ini semakin hari semakin terkenal saja. Mungkin bagi orang luar kota akan kenal Pekalongan lewat Batiknya yang sudah tersohor di seluruh nusantara, atau predikat juga Kota Kreatif Dunia dari jejaring UNESCO.
Padahal jika ditelusuri lebih dalam maka anda akan menemui hal-hal unik yang ada cuma di Pekalongan saja. Pada kesempatan ini saya mencoba memberikan sedikit informasi mengenai hal unik Pekalongan yang mungkin tidak akan anda temukan di tempat lain.
Berikut ini Beberapa Hal Unik yang cuma ada di Pekalongan yang mungkin tanpa disadari sedulur juga sering melakukannya.
1. Libur Kerja Hari Jum’at
Bukan hari minggu atau hari sabtu, libur bagi sebagian besar pekerja di Pekalongan adalah hari Jum’at. Hal ini berkaitan erat dengan tempat kerja mereka yakni umumnya bekerja di bidang berbatikan.
BACA JUGA: Pesona Batik Peranakan Dalam Akulturasi Budaya Pekalongan
Entah siapa yang mencetuskan ide untuk hari libur ini namun pemilihan hari libur pada hari jum’at mungkin saja diambil dari hari istimewa umat islam yang merupakan mayoritas penduduk di Pekalongan. Sehingga setiap jum’at akan diliburkan dengan harapan bisa bersantai di rumah menikmati hari baik di islam.
Dan setiap kamis sore selalu dilakukan yaumul hisab atau perhitungan akhir alias “pocok’an” (gajian) bagi pekerja tersebut sebelum besoknya mereka libur.
2. Makan Sambil “Tingkring”
Tahu Tingkring? Tingkring atau Tengkreng ini adalah posisi duduk dengan mengangkat salah satu atau kakinya keatas kursi dimana ia duduk. Nah bagi masyarakat Pekalongan aseli, makan sambil Tingkring adalah hal yang biasa. Bahkan mereka beranggapan jika tidak Tingkring ya tidak nikmat. Tidak makan dirumah atau diwarung, mereka tetap enjoy makan sambil tignkringnya.
BACA JUGA: 5 Fakta Menarik Sego Megono Pekalongan
Sikap Tingkring ini dianggap oleh sebagian orang tidak atau kurang sopan tetapi beginilah Masyarakat Pekalongan yang begitu adanya. Jika kamu menemui orang yang makan sambil tingkring maka bisa dipastikan itu orang Pekalongan.
3. Balon Udara + Petasan
Setiap seminggu setelah idul fitri, masyarakat Pekalongan akan merayakan yang namanya hari sawalan atau Syawalan. Pada hari tersebut biasanya langit Pekalongan akan dihiasi aneka Balon Udara berterbangan di seluruh penjuru kota. Dan setiap tahunnya akan diadakan Festival Balon Udara yang di prakarsai oleh AirNav Semarang, hal ini menjadi ajang kampanye menerbangkan balon udara degan cara aman yakni yang ditambatkan.

Tak hanya aneka bentuk dan warna khas saja, namun balon udara ini sebelum diterbangkan diberi rangkaian petasan dahulu sehingga ketika diudara balon tersebut akan mengeluarkan bunyi ledakan.
BACA JUGA: Sejarah Tradisi Balon Udara Di Pekalongan
Semakin banyak dan semakin besar petasan, maka semakin tersohor pula kelompok orang yang menerbangkannya. Nah, hal semacam ini cuma ada di Pekalongan saja tidak ada ditempat lain.
4. Lopis Raksasa Krapyak
Lopis berbobot hingga 1,3 Ton ini akan muncul di Krapyak pada saat hari Syawalan tiba. Jadi selain tradisi Balon udara, disini juga ada tradisi unik lainnya yaitu pemotongan lopis raksasa.
Besarnya lopis sering kali akan menjadi bahan rebutan bagi warga yang berdatangan dari berbagai daerah sekitar pekalongan dan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.
5. Sarungan
Memakai Sarung adalah kebiasaan orang Pekalongan yang menjadi hal unik lainnya disini. Bukan untuk berangkat Jum’atan atau mau sholat saja, nemun dipakai dikeseharian mereka ketika bersantai dirumah.
Apalagi daerah Buaran, Jenggot, Banyurip dan sekitarnya, Sarungan itu sudah lumrah bagi warga disana, kemana-mana pun pakai sarung, tidak cuma untuk ke masjid atau majelis lainnya tetapi ke Mall pun tetap pakai sarung.
Bahkan kini telah marak kembali tradisi untuk Sarungan batik yaitu Sarung yang dibuat dari batik dan menjadi kebanggaan bagi warga Pekalongan yang dahulu kepopulerannya sempat digusur oleh sarung palekat.
Mungkin ada hal lain menurut sedulur yang belum saya sebutkan diatas ? Monggo bisa corat-coret di kolom komentar.
Dan ada satu cerita bahwa masyarakat Pekalongan itu berjiwa Egaliter yang kental adalah ketika ada rombongan iring-iringan jenazah Amangkurat II dari Tegal melewati jalur pantura menuju ke Jogja, para warga di daerah yang dilewatinya semuanya tunduk / sembah kepada sang raja kecuali satu yaitu Pekalongan yang tidak mau melakukan hal tersebut. Mungkin mau raja, mau rakyat jelata ya kalau lewat silahkan lewat saja semuanya sama.
Dan juga Pekalongan merupakan daerah pertama di Indonesia yang berani merebut kemerdekaan dari Jepang setelah proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta dikumandangkan.
Pesan saya sebagai penulisnya yakni cuma satu, Banggalah Menjadi Orang Pekalongan yang unik dan ajib. Ada istilah “Adoh ratu, Cedak watu” (Jauh dari Ratu/Kerajaan tetapi punya tradisi sendiri), bahasa Jawa Ngoko menjadi hal keseharian, Makan Sambil Tingkring, Misuh Asu-Celeng dianggap biasa dll yang notabene semua itu adalah kearifan lokal Pekalongan yang menjadi ciri khas tersendiri.
BACA JUGA: 3 Ciri Khas Bahasa Wong Pekalongan yang Wajib Anda Ketahui