KOTOMONO.CO – Konon, situasi penyebaran Covid-19 cenderung melandai. Tapi, kewaspadaan tetap harus dijaga. Salah satunya dengan tetap mematuhi prokes alias protokol kesehatan.
Makanya, mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang hari Minggu (10/10) yang lalu melakukan kegiatan bagi-bagi masker. Kegiatan ini dilakukan di tempat-tempat umum di wilayah Kota Semarang.
Ada beberapa titik lokasi pembagian masker gratis yang sudah ditentukan. Terutama, di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Lokasi-lokasi itu meliputi taman, pasar, dan lapangan.
Tiga lokasi itu cukup sering dan banyak dikunjungi warga. Saking banyaknya orang yang mendatangi lokasi-lokasi itu, tak jarang di antara warga ada pula yang, entah sengaja atau tidak, melanggar prokes. Pelanggarannya sih rata-rata sama, nggak pakai masker. Untung saja nggak ketangkep Pak Polisi. Kalau ketangkep kan bisa jadi rame lagi.
Memang sih, pakai masker itu bikin nggak nyaman. Tapi, demi menjaga situasi agar tetap kondusif dan mengurangi paparan virus Covid-19, pakai masker sudah jadi kebutuhan. Makanya, tim Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah kelompok 106 ini berinisiasi untuk membagikan masker. Sasaran utamanya, warga yang diketahui melanggar prokes alias nggak pakai masker.
Pembagian masker ini sebetulnya sekaligus menjadi salah satu cara mengedukasi warga. Bahwa pakai masker itu sangat penting bagi kesehatan saat ini. Lebih-lebih dalam upaya mencegah dan menguragi dampak penyebaran virus Covid-19.
Koordinator kelompok KKN, Naufal Azizul Umam mengungkapkan, tujuan program ini tak lain adalah mengajak masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Risiko penularan Covid-19 masih dirasa cukup punya peluang yang besar. Makanya, masyarakat masih perlu terus mewaspadai penyebaran virus Corona.
Dengan begitu, masyarakat tetap mengikuti kebijakan penggunaan masker. Terutama di tempat umum. Sehingga Indonesia bisa segera bebas dari pandemi Covid-19.
Perlu diketahui, sejak ditetapkan masa pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020, pemerintah sudah banyak melakukan berbagai upaya. Mulai dari pemberlakuan lockdown hingga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Eksesnya memang dirasa memberatkan sebagian besar warga. Aktivitas mereka terkendala dan mengalami perubahan. Masyarakat juga dituntut agar bisa beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru itu.
Selain itu, pembatasan kegiatan luar rumah yang sangat ketat juga memengaruhi banyak hal. Makanya, tak heran jika di masa landainya pandemi ini banyak yang melepaskan rasa bosan mereka dengan pergi mengunjungi taman atau tempat-tempat umum lainnya. Nah, kondisi inilah yang mesti diwaspadai. Terutama dalam hal pelaksanaan prokes.
“Sejak PPKM kegiatan pasar agak berkurang sedikit, tapi yang namanya pasar ‘kan dan orang banyak butuhnya, mau tidak mau ya mesti ke pasar,” kata Bapak Afif Suroto, salah satu juru parkir di Pasar Ngaliyan.
Kesibukan pasar belakangan ini nyaris kembali seperti semula. Pasar mulai kembali dipadati pedagang dan pembeli. Begitu pula warung makan yang berada di sekitar Pasar Ngaliyan, mereka sudah melayani lebih banyak pelanggan yang memilih makan di tempat.
Menurut pedagang di Pasar Ngaliyan, perkembangan kasus Covid di Kota Semarang mengalami penurunan, sehingga kegiatan-kegiatan masyarakat sudah kembali dijalankan.
“Perkembangan Covid di Semarang alhamdulillah sudah menurun, sekarang sudah di buka semua PPKM-nya, kegiatan sudah berjalan lancar,” tutur Bapak Idi, penjual es teller di pasar Ngaliyan asal Kuningan, Jawa Barat.
Selain pasar, tempat umum seperti taman dan lapangan juga mulai ramai kembali sejak PPKM diturunkan menjadi level 2.
Di akhir pekan, taman Kecamatan Ngaliyan banyak dikunjungi warga, terutama keluarga beserta anak-anak mereka, tidak ketinggalan para kawula muda juga turut meramaikan taman tersebut. Mereka dapat kembali menikmati udara pagi dan wahana bermain yang ada di sana. Selain itu, aktivitas olahraga kelompok yakni basket juga dilakukan oleh sekumpulan pemuda di lapangan Ngaliyan.
Penurunan angka positif Covid tidak boleh menyurutkan kewaspadaan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Mereka dihimbau untuk tetap menjalankan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, dan Membatasi mobilitas) secara maksimal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pelonjakan kembali gelombang Covid-19.
Tetapi pada kenyataannya, masih ada beberapa orang yang melanggar kebijakan, hal ini terbukti dengan adanya sekumpulan pembeli di satu lapak pedagang, sebagian dari mereka tak acuh terhadap aturan untuk menjaga jarak. Sempitnya jarak di antara lapak para pedagang tak bisa mengelakkan mereka untuk berdekatan satu sama lain dan saling berdesakkan.
Tampak beberapa pengunjung di Pasar Ngaliyan bebas berlalu lalang tanpa mengenakan masker. Juga, terdapat beberapa pedagang yang masih tidak menggunakan masker dengan benar dan konsisten.
Bapak Afif Suroto berkata, “Rata-rata kebijakan mengharuskan memakai masker, tetapi satu dua orang masih ada yang melanggar. Apalagi kalau makan pasti maskernya dibuka, tapi setelah itu ya dipakai lagi. Mematuhi kebijakan tetap yang utama.”
Selanjutnya beliau mengungkapkan banyak terima kasih dengan adanya kegiatan pembagian masker gratis oleh Mahasiswa KKN UIN Walisongo. Menurutnya hal ini sangat membantu para pedagang dan pengunjung pasar untuk meningkatkan kesadaran terhadap protokol kesehatan.