KOTOMONO.CO – Hadiah berupa uang pembinaan bagi Juara III Kejuaraan Bulutangkis yang dihelat di Kabupaten Pekalongan ini patut untuk kita cibir habis-habisan. Pasalnya, isi amplop dalam hadiah itu berisi uang tunai yang, tidak lebih dari Rp50 ribu saja. Padahal kejuaraan itu bertajuk “Bupati Cup” lengkap dengan logo PBSI dan Kabupaten Pekalongan beserta foto bupati dan ketuanya.
Bukan hanya masyarakat, hal ini tentu mengejutkan semua pihak termasuk Bu Fadia yang sepertinya sangat syok sekali atas adanya kabar ini. Sampai-sampai staf khusus media beliau harus repot-repot menjawabi tanggapan para netizen.
Awal ceritanya begini, pada hari Senin (29/8) akun facebook bernama Ozil Larene Rudi Ozil menggunggah kekecewaan serta ke-gumunan-nya atas apa yang dialami oleh sang anak.
“Orang tua mana yang nggak sedih melihat perjuangan anaknya jatuh bangun dalam mengikuti kejuaraan bulutangkis bupati cup hanya dikasih hadiyah pembinaan yang tak seberapa.” Begitu tulis akun Ozil Larene Rudi Ozil di salah satu grup facebook kenamaan di Pekalongan.
Unggahan tersebut juga dilengkapi dengan foto yang memperlihatkan sebuah amplop putih yang nggak terlalu besar bertuliskan “Juara III Tunggal Pra Usia Dini Putra”, selembar uang bergambar Ir. Djuanda, dan piagam penghargaan.
BACA JUGA: Politik “Pangkon” Ala Mas Walikota Aaf
Menurutnya, dengan hadiah tersebut sangat tidak sebanding dengan perjuangan sang anak. Sudah jelas sang Ayah tahu betul jatuh bangun perjuangan anaknya, dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan yang dihelat PBSI Kabupaten Pekalongan ini. Sehingga mendapati imbal balik yang diterima sang anak jauh dari kata pantas, remuk hatinya.

Hla piye, seakan seluruh peserta disuruh berjuang serius, tapi dikasih apresiasi yang guyonan. Jika demikian, hati orang tua mana yang tega dengan sang buah hati yang mung mendapat hadiah yang cukup untuk beli bakso 2-3 porsi? Mikiir….
Ahh rasa-rasanya memang ini tidak bisa dibiarkan. Sebab bukan hanya Bupati, tentu segenap masyarakat Kabupaten Pekalongan dan pecinta bulutangkis seolah-olah dibuat suruh menanggung malu atas kelakuan nyemeh ini.
Dan yang bikin mencengangkannya lagi adalah peserta yang ingin berpartisipasi dimintai uang pendaftaran sebesar Rp 100.000 rupiah. Dengan hadiah yang tidak sebanding dengan uang pendaftarannya, tentu akan membuat siapa saja mangkel semangkel mangkelnya. Paling ringan akan mengutuk dengan sumpah serapah terhadap pelaksanaan kegiatan ini.
Kalau ingatan saya tidak mblenjani janji, hal memalukan yang mencatut nama Bupati dalam event olahraga tingkat kabupaten pernah terjadi. Tepatnya tahun 2021 di Pandeglang, Banten sana. Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, menggelar Turnamen Bupati Cup Tahun 2021, yang meliputi dari beberapa kejuaraan cabang olahraga salah satunya cabor Panjat Tebing.
BACA JUGA: Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik
Menurut pemberitaan hadiah uang pembinaan untuk Juara III hanya sebesar Rp 95.000 saja. Tentu ini sangat kontras dengan perjuangan yang harus mereka lakoni. Sebab event tersebut digelar selama 3 hari, jadi untuk makan saja rasa-rasaya bisa nombok.
Wajar jika pelaksanaan kegiatan Bupati Cup Pandeglang ini dianggap telah mencoreng nama baik Bupati Irna Narulita. Bayangkan saja, kegiatan ini viral di media sosial karena foto amplop juara panjat tebing mung Rp 95.000. Bahkan nih, sang Bupati tidak tahu menahu soal kejuaraan tersebut. Sebab tidak adanya laporan yang masuk.
Si Kepala Dinas juga tidak datang untuk sekadar memberitahu atau konsultasi sewaktu hendak menyelenggarakan acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Bu Irna Narulita juga meminta Inspektorat untuk mengaudit kegiatan Bupati Cup yang viral itu.
Buntut kejadian ini, Bupati Irna Narulita memecat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat. Kadispora dipecat karena sudah mencoreng nama baik dirinya sebagai Bupati Pandeglang.
Jika Bupati Pandeglang saja berani tegas dan menunjukan keseriusannya, harusnya Bupati Pekalongan pun kudu demikian. Sebab, Bupati Pandeglang maupun Pekalongan sama-sama perempuan yang kita harapkan sama-sama tegasnya.
Dulu sewaktu Ratu Sima memerintah kerajaan Kalingga saja berani menghukum mati anaknya sendiri yang dianggap bikin malu dirinya, masa Bupati ndak bisa memecat orang model begini sih? Minimal didesak untuk mundur gitulah.
Teruntuk pengurus dan ketua PBSI Kabupaten Pekalongan, entah apa motif panjenengan membikin turnamen tersebut. Saya harap juga perwakilan dari panjenengan sudah terlebih dahulu kulo nuwun ke Bu Fadia selaku Bupati Pekalongan. Bila tidak, ya panjenengan ini ada dendam apa dengan Bu Fadia sehingga bikin kejuaraan plus mencatut nama besar pemimpin kabupaten ini dengan seenaknya saja. Njenengan lagi main-main sama Bupati Pekalongan? Ya kurang ajar itu namanya!
Bulutangkis ini olahraga yang bergengsi lho, gimana mau ada atlit profesional yang muncul dari kabupaten ini, lha wong kejuaraannya saja guyonan ngunu og. Ayu Bu, tegasi ngunu lho ben ra tuman!