KOTOMONO.CO – Setelah “dipaksa” vakum selama kurang lebih 17 bulan akibat pandemi Covid-19, sepakbola tanah air kembali menggeliat dengan kembali digulirkannya kompetisi Liga 1 atau kasta teratas sepakbola nasional. Hal ini tentu saja membawa suka cita bagi para penikmat dunia bal-balan di tanah air. Setidaknya, rindu akan sebuah kompetisi lokal sedikit terobati.
Kabarnya, tidak hanya Liga 1, tapi kasta di bawahnya yakni Liga 2 dan Liga 3 juga akan segera digulirkan. Saya nggak bisa memastikan kapan waktunya, sih. Yang jelas, kita semua sebagai penikmat bola hanya bisa berdoa semoga hal itu bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Sebagai warga Pekalongan, saya juga turut menunggu perkembangan terbaru dari kompetisi level bawah tersebut. Apalagi, tim kebanggaan masyarakat Kota Pekalongan, Persip Pekalongan akan bertarung dalam pentas Liga 3.
Dari informasi yang saya dapat di internet, Persip Pekalongan memastikan diri akan berpartisipasi sebagai peserta Liga 3 Jawa Tengah tahun 2021. Sejumlah persiapan telah dilakukan klub berjuluk Laskar Kalong, diantaranya adalah menunjuk pelatih anyar. Bagus Pramono, eks juru taktik Persekap Kabupaten Pekalongan dipilih untuk menangani kesebelasan yang identik dengan warna kuning tersebut.
Selain menunjuk pelatih baru, manajamen Persip juga menggelar seleksi pemain untuk menyambut musim kompetisi Liga 3. Seleksi pemain ini sudah dilakukan sejak Minggu 29 Agustus 2021 dan yang diseleksi merupakan asli warga kota Pekalongan kelahiran tahun 1999-2003. Putra-putra Pekalongan ini mendaftarkan diri untuk ikut seleksi dengan impian bisa menjadi bagian dari tim Persip.
Harapan saya pribadi, yang dulu sering nonton Persip dari tribun timur, dengan adanya seleksi ini semoga lahir bakat-bakat terbaik asal Pekalongan. Syukur-syukur tidak hanya menjadi pemain Persip, tapi sekaligus dapat berkiprah membela klub-klub kelas wahid di negeri ini, ya minimal suatu saat bisa membela Persija atau Persib lah.
Para pemain yang nantinya lolos seleksi ini semoga bisa meniru jejak Muhammad Ridho Djazuli, pemain berdarah Pekalongan, eks kiper Persip, yang kini menjadi salah satu penjaga gawang papan atas di negeri yang dipimpin oleh Jokowi. Seperti kita tahu, Ridho saat ini membela Madura United dan menjadi kiper langganan skuad tim nasional.
BACA JUGA: Mubarak Kelip, Si Cabe Rawit Asal Pekalongan Andalan Timnas Indonesia
Ngemeng-ngemeng soal Persip Pekalongan nih, saya jadi teringat ketika tim ini mampu menjadi alat pemersatu masyarakat. Tidak hanya warga kota Pekalongan saja, tapi juga warga Kabupaten Pekalongan, bahkan cah-cah Pemalang dan sekitarnya ikut mendukung tim kalong ini.
Bagi yang dulu atau saat ini masih menjadi penggemar Persip, mari sejenak kita bernostalgia, ya sekitar kurang lebih 8-9 tahun lalu saat Persip tampil di ajang divisi utama (kompetisi level dua Indonesia). Persip yang tampil di ajang divisi utama tahun 2012 bisa dikatakan sebagai yang terbaik dalam sejarah.
Betapa tidak, Persip yang waktu itu pertama kali tampil di kompetisi divisi utama mampu menyedot animo penonton. Tak pandang usia, dari anak-anak hingga orang tua, dari pekerja kantoran hingga tukang sol sepatu rame-rame ngedukung Persip.
Penampilan Persip kala main di kandang memang begitu mengundang decak kagum. Dengan pemain andalannya kaliber Nur Coyo dan Dede Tambora, Persip begitu disegani. Tim manapun yang bertandang ke Stadion Kota Batik (sekarang bernama Stadion Hoegeng) pasti dibuat deg-degan. Karena selain bertemu skuad top Persip, mereka juga mendapat tekanan dari teriakan suporter Persip.
BACA JUGA: Gubernur Kalteng Pertama itu Ternyata Wong Kalongan
Kala itu, saat Persip main di kandang, hampir dipastikan tribun Stadion Kota Batik penuh dengan lautan manusia. Masyarakat dari berbagai penjuru datang ke stadion dan rela antri kepanasan untuk membeli tiket. Tukang parkir meraup keuntungan dengan berjubelnya masyarakat yang datang. Penjual siomay, bakso, es degan, es teh, lontong tahu, hingga penjual pernak-pernik juga mendapat cuan yang melimpah.
Animo penonton yang begitu besar saat itu tidak lepas dari performa Nur Coyo dan kolega di atas rumput hijau. Persip tampil mempesona. Persip Pekalongan meraih 8 kemenangan, 3 kali imbang, dan 9 kali menelan kekalahan dan berada di urutan keenam klasemen akhir Grup 1 Divisi Utama musim 2012.
Kini semua itu hanya tinggal kenangan. Persip yang sekarang ini sedang mencari pemain-pemain untuk dijadikan andalan di masa depan. Tentu saja pemain-pemain yang masih segar bugar dan tidak loyo. Semoga Persip bisa berbicara banyak di kompetisi Liga 3 2021. Harapan kita semua sih, semoga Persip bisa promosi ke Liga 2. Iya kan? Semoga saja ya.
BACA JUGA: Hoegeng, Sang Jenderal Sejati
Tapi untuk menjadi tim yang berprestasi tentunya harus mendapat dukungan dari banyak pihak, tidak hanya suporter dan manajemen tim, tapi juga pemerintah. Pemerintah kota Pekalongan harus memberikan perhatian lebih kepada Persip jika ingin momen-momen seperti tahun 2012 terulang lagi.
Pemerintah Kota Pekalongan setidaknya harus memperhatikan fasilitas yang digunakan Persip Pekalongan. Mulai dari rumput stadion, hingga tribun stadion harus rutin dirawat, agar pemain yang berlaga di lapangan merasa nyaman, dan tentunya kita sebagai pemain ke-12 juga merasakan kenikmatan ketika duduk di bangku penonton.