Kotomono.co – Siang panas ngobrol tentang peredaran narkoba? So pasti bikin ngantuk berat. Tema berat dan bagi saya sesuatu yang sulit saya bayangkan. Untungnya, bintang tamu yang hadir siang itu di studio Radio Kota Batik cukup bikin obrolan jadi segar. Malahan, tanpa terasa obrolan kami berlangsung lebih dari satu jam.
Pasti penasaran, siapa sih bintang tamu saya siang itu. Yup! Tidak salah. Beliau adalah mas Khrisna Anggara, Kepala BNNK Batang. Dulu, sebelum pindah ke Batang, beliau pernah bertugas di BNN Pusat. Sudah pasti, beliau kaya pengalaman dan cerita mengenai peredaran narkoba. Wabilkhusus, di kalangan pesohor Ibukota. Dan, sejak tiga tahun lalu beliau dipercaya sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Batang.
Nah, di tempat kerjanya yang baru, jebolan Pascasarjana Universitas Indonesia ini memiliki pengalaman yang baru pula. Tantangannya juga berbeda dengan saat masih bertugas di Ibukota. Bahkan, boleh dibilang lebih kompleks. Khususnya, karena kondisi masyarakat yang berbeda jauh dengan masyarakat Ibukota.
Mas Khrisna Anggara membenarkan, bahwa problem yang dihadapi BNNK Batang lumayan lebih kompleks. Apalagi cakupan wilayah kerjanya tak hanya wilayah Kabupaten Batang. “Kami punya tugas tambahan. Yaitu, menjangkau wilayah-wilayah Kabupaten/Kota di sekitar Batang. Termasuk, Kabupaten/Kota Pekalongan dan Kabupaten Pemalang,” ujar mas Khrisna Anggara.
BACA JUGA: Sekelumit obrolan singkat Mutia Hatta ketika hadir di Museum Batik Pekalongan
Jika dibandingkan dengan wilayah kerja tempat ia mengabdi sebelumnya, tentu lebih luas. Ditambah lagi dengan karakter masyarakat yang beragam di masing-masing daerah.
“Terkait dengan kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah kerja kami, rata-rata masih didominasi oleh kasus coba pakai. Alias kasus-kasus penyalahgunaan narkoba tingkat pemula,” imbuhnya.
Meski begitu, bukan berarti kasus yang demikian itu bisa dianggap enteng. Sebab, penyalahgunaan narkoba memiliki efek candu alias adiktif. Sekali pakai bisa jadi si pemakai yang semula hanya coba-coba akan ketagihan dan meningkat ke level berikutnya. “Dan, itu nggak bisa dibiarkan. Karena kalau dibiarkan, mereka akan naik kelas. Dunia adiksi memang seperti itu. Semakin lama semakin dikonsumsi, tingkat ketergantungannya akan semakin tinggi,” ungkapnya.
Sayangnya, terang Khrisna Anggara, ada trend yang boleh dibilang sangat memrihatinkan. Terutama, berkenaan dengan kalangan pemakai yang rupa-rupanya didominasi oleh kalangan pelajar dan pekerja.
BACA JUGA: Call Center 112 Kota Pekalongan Kerap Digeruduk Ghost Call dan Prank Call
“Kalau membicarakan dunia narkoba ini banyak hal yang patut diulik. Modusnya, jenis-jenisnya, dan di wilayah mana saja peredarannya adalah hal-hal yang menarik untuk didiskusikan,” tukasnya.
Di sela-sela pembahasan itu, kami sejenak menjeda obrolan. Sebuah lagu yang dipopulerkan kelompok musik rock asal Hannover, Scorpion, berjudul Under the Same Sun menyelingi obrolan sembari kami sejenak mengambil napas dan turun minum. Sambil mendengarkan lagu, kami tetap melanjutkan obrolan. Terutama tentang kalangan pelajar mana yang doyan mengonsumsi barang ilegal itu. Ada jawaban yang cukup mengejutkan sebenarnya. Tapi, informasi ini tidak bisa saya publish. Bukan apa-apa. Tetapi, demi menjaga kebaikan bersama saja.
Yang jelas, kabar ini tentu sangat memrihatinkan. Khususnya, bagi para orang tua. Perlu mengawasi putra-putrinya.