KOTOMONO.CO – Mungkin bagi sebagian orang ketika sedang berkonflik atau mengalami konflik dengan seseorang akan memiliki untuk diam atau menghindar selama beberapa waktu. Bagi sebagian orang mungkin cara ini cukup wajar, namun tahukah kamu jika kebiasaan ini bisa dibilang sebagai Silent Treatment. Alih-alih menyelesaikan masalah justru hal ini bisa membuat masalah makin membesar.
Dilansir dari alodokter.com, Silent Treatment adalah sikap seseorang yang lebih memilih untuk diam serta mengabaikan orang lain yang sedang berkonflik dengannya. Perilaku ini tentunya bukan sekedar sikap yang sementara dengan tujuan untuk menenangkan diri atau emosi, namun bisa berlangsung lama mulai berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Bahkan dalam Silent Treatement juga bisa dibilang merupakan perilaku pasif-agresif dengan sengaja mendiamkan, mengabaikan seseorang tanpa adanya consent. Bahkan bisa pula cenderung manipulatif dalam waktu tertentu semisal beberapa hari. Salah satu Silent Treatment paling sederhana adalah mengabaikan ketika disapa atau ditelpon, menghindari pertemuan tatap muka dan sebagainya.
BACA JUGA: Mengenal Fenomena Doxing, Bahaya Baru Dunia Maya
Silent Treatment bisa muncul pada pola hubungan apapun, baik dalam hubungan keluarga, hubungan asmara, pertemanan dan hubungan antar rekan kerja. Silent treatment bisa muncul sebagai bentuk reaksi dari individu yang sedang merasa frustasi dalam menghadapi sebuah masalah. Namun, begitu situasi sudah terkendali, sikap ini bisa hilang dan orang tersebut bisa kembali diajak komunikasi seperti semula.
Penyebab dan Dampak Dari Silent Treatment
Silent Treatment pada dasarnya dilakukan secara sengaja dan disadari oleh individu yang melakukan Silent Treatment. Namun, dalam beberapa hal kebiasaan ini juga bisa tiba-tiba terjadi begitu saja tanpa benar-benar disadari oleh orang yang melakukannya. Silent Treatment ini bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:
- Menghindari konflik yang mungkin bisa terjadi di masa depan atau konflik berikutnya.
- Merasa bingung dan memikirkan bagaimana cara mengatakan yang sebenarnya dalam sebuah konflik.
- Mengharapakan kepekaan dari orang lain. (umumnya yang sedang berkonflik dengannya)
- Trauma masa lalu yang muncul sebagai mode pertahanan diri, hal ini bisa berawal dari beberapa hal yang memicu trauma masa lalu seperti tindak pelecehan, kekerasan atau sebagainya. Hal ini juga didorong masih belum mampunya untuk mengelola emosi secara stabil.
BACA JUGA: Kenalan Dengan SOGIESC Biar Tahu Pro dan Kontranya
Silent Treatment ini juga dapat memicu dampak lain baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Beberapa dampak tersebut antara lain:
- Munculnya beragam asumsi dari kedua belah pihak akan suatu kondisi. Asumsi tersebut lazimnya bisa berupa asumsi positif maupun asumsi negatif antara kedua belah pihak yang berkonflik.
- Berpotensi dapat mengganggu relasi atau hubungan dengan orang lain, bahkan bisa juga menarik orang-orang terdekat dari kedua belah pihak yang sedang berkonflik untuk masuk dalam konflik tersebut.
- Memunculkan rasa merasa ditolak, merasa tidak dihormanti, dihargai dan dicintai. Hal ini juga bisa turut mendorong rasa frustasi dalam diri orang yang melakukan Silent Treatment.
- Adanya rasa unfinished business atau urusan yang belum selesai, umumnya ini dirasakan dari orang yang melakukan Silent Treatment.
BACA JUGA: Stop Memandang Sebelah Mata, Mantan Narapidana juga Manusia
Silent Treatment juga bisa berdampak terhadap masalah kesehatan yang lebih kronis jika terus terjadi selama berulang-ulang. Beberapa hal kesehatan yang dapat muncul karena efek domino dari Silent Treatment yang berlebih atau berkelanjutan seperti, fibromialga, gangguan makan, kelelahan kronis, kecemasan hingga yang paling mungkin yakni munculnya depresi.
Cara Menghadapi Perlakuan Silent Treatment
Dilansir dari Gramedia.com, ketika mengalami perlakukan silent treatment memang perlu kesabaran yang ekstra dalam mencegah dampak buruk dari sikap ini. Bahkan mungkin kamu juga perlu menurunkan ego dan mengalah sejenak untuk dapat menangani perilaku ini. Mungkin beberapa tips ini bisa membantu dalam menangani Silent Treatment, antara lain:
1. Pendekatan secara baik-baik
Melakukan pendekatan secara baik-baik merupakan cara awal dalam menangani perilaku ini. Ungkapkan bahwa kamu memperhatikan perilakuknya yang tidak merespon, dan katakana kamu sangat ingin mengetahui kenapa dia berperilaku demikian. Jika belum ada tanggapan coba biarkan sejenak hingga dia tenang dan dapat mengontrol emosinya.
BACA JUGA: Alasan Hobi Orang Dewasa yang Gemar Nonton Kartun itu Layak Diapresiasi
2. Ungkapkanlah secara jujur
Lebih baik jelaskan kepadanya bahwa sikapnya yang seperti ini bukan cara tepat dalam menyelesaikan masalah.
3. Bersikap tenang
Jangan terpicu dengan sesuatu yang bisa membuatmu marah. Turunkan ego agar tidak memperburuk situasi dengan rekan/kawan atau keluargamu yang sedang melakukan silent treatment.
4. Fokuslah pada dirimu sendiri sembari mencoba meredam sikap dinginnya
Luangkan waktu dengan melakukan hal-hal yang membuatmu nyaman dan senang. Tentu hal ini dapat menghilangkan rasa frustasi dan tidak nyaman dari dririmu sendiri.
BACA JUGA: Stoikisme, Jalan Damai Mengenal Diri Sendiri Sebagai Kunci Hidup Tenang
5. Hindari asumsi berlebihan dan lebih mengatur waktu
Tentunya hal ini dapat membantu dalam penyelesaian konflik dengan orang yang melakukan Silent Treatment kepadamu. Atur waktu juga dimana ada momen yang memungkinkan kamu dapat membicarakan permasalahan tersebut.
Mungkin itu sedikit yang dapat digambarkan dari perilaku Silent Treatment yang seringkali terjadi di sekitar kita. Tentunya kembali ke diri sendiri dan menurunkan ego kita bisa menjadi cara paling ampuh dalam mengatasi konflik yang bisa terjadi antara siapapun.