KOTOMONO.CO – Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang (selanjutnya JJJLP) secara khusus dibuat agar penonton mengenal sosok Aurora lebih dalam. Sosok anak tengah yang sejak film pertama (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) sudah mengundang perhatian karena karakternya yang “terasingkan”. Benar saja, hal ini cukup terbukti. Di film kedua ini, tokoh Angkasa dan Awan hanya punya sedikit peran.
Melanjutkan kisah perjalanan Aurora yang sudah mendapatkan tiket kebebasannya untuk meneruskan study di London. Aurora mendadak hilang kabar. Selama dua bulan, ia tidak bisa dihubungi dan berhenti memberi kabar. Atas permintaan orang tua, Angkasa dan Awan menyusul Aurora ke London, memastikan keadaan saudaranya itu.
Rupanya Aurora hidup kalang kabut beberapa bulan terakhir. Ia bahkan tidak bisa menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu dan perlu mengambil kerja part time untuk bertahan hidup dan menyelesaikan masalahnya.
Tapi masalah ini tidak bisa ia ceritakan sedikit pun ke keluarga. Aurora punya segudang ekspektasi dari keluarga, terutama ayah dan ibu, sampai dia memutuskan tidak akan bercerita atau bakal dicap gagal setelah menceritakan semuanya.
Kedatangan Angkasa dan Awan tidak membuat masalah Aurora membaik. Angkasa yang saat itu memakai perannya sebagai “security of sibling” justru membuat situasi sedikit runyam. Karena tingkah ceroboh Angkasa, Aurora terpaksa kembali masuk dalam lingkaran setan toxic relationship.
Penggambaran kehidupan Aurora di London yang cukup pelik mungkin akan membuat anak rantau merasa relate. Terlebih tentang backstory yang dibawakan. Bagaimana tetap bisa survive di kampung orang sementara rumahmu sendiri bukan rumah untukmu.
BACA JUGA: Surat Cinta Untuk Starla The Series, Yakin Bikin Penasaran
Ada tiga tokoh baru yang membuat karakter Aurora lebih mudah dipahami. Pertama, Honey sahabat Aurora yang hobi memberikan semangat. Sosok kuat yang menjadi inspirasi Aurora untuk menjadi orang yang lebih keren. Kedua, Kit, sahabat dekatnya juga. Ia lebih berperan sebagai sosok hangat yang siap membantu dan ada di sisinya. Ketiga, Jem. Pacar toxic yang hanya bisa play victim dan manipulatif.
Jika ingin dideskripsikan secara gamblang, JJJLP menceritakan makna rumah untuk Aurora. Baginya, rumah bukan ayah, ibu, Angkasa, atau Awan. Rumah menurut Aurora adalah tempat di mana ia bisa diterima apa adanya. Dan itu, ia dapatkan di London.
Bersama Honey dan Kit, Aurora merasa punya rumah. Ia mendapatkan kepercayaan untuk bisa menjadi dirinya sendiri, dan menyelesaikan masalahnya dengan caranya sendiri. Keduanya tahu Aurora memiliki problem, tapi tidak pernah membanjirinya dengan banyak pertanyaan dan justru menerimanya dengan lapang.
BACA JUGA: Review Film Narvik (2022), Ketika Nazi Menjajah Norwegia
Sementara dengan keluarganya, Aurora hanya mendapat banyak pertanyaan “kenapa” yang pada akhirnya justru membuatnya merasa gagal. Keluarga hanya butuh jawaban kenapa tanpa ingin tahu alasan di balik pilihan Aurora.
“Selalu ada satu atau dua orang di dalam sebuah keluarga yang ngerasa dirinya tidak cocok di sana” (Honey)
Lewat Honey dan Kit juga, Angkasa dan Awan merasa tidak lagi mengenal Aurora. Atau bahkan mereka sebenarnya tidak mengenal satu sama lain. Bagian ini agak mirip dengan film pertama, NKCTHI.
Tapi, tidak seperti NKCTHI, jalan cerita Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang terkesan biasa saja. Beberapa part dialog bisa membawamu hanyut ke dalamnya, terlebih dengan pilihan backsound yang sangat tepat juga. Namun, tetap saja menurut saya alur maju mundur yang disuguhkan kurang bikin greget.
Terlepas dari jalan ceritanya, akting Sheila Dara lagi-lagi sangat memukau. Hanya dengan melihat sorot matanya saja, penonton bisa merasakan emosi yang ia rasakan. Salah satunya part Aurora duduk lesehan di laundry dengan Honey.
BACA JUGA: Song Joong Ki Menikah Lagi, Beruntung Dia Bukan WNI
Sinematografi JJJLP juga sangat epic. Banyak sudut Kota London, dan dekorasi rumah yang ditata dengan sangat jeli sehingga menghasilkan gambar yang aestetic. Membawa kesan sendu, galau, sedih, dan pencarian ketenangan dalam film ini semakin berasa.
Lagi-lagi, Angga Dwimas Sasongko memadukan semua eleman dalam film dengan pas. Soundtrack yang dipilih juga membuat konflik dalam film ini semakin kuat. Tapi dengan backstory yang demikian, saya jadi berpikir kehidupan Aurora di London masih bisa dibikin film lanjutan. Mungkinkah?
Yang pasti, dalam waktu kurang lebih 120 menit menonton film ini saya dibikin salah fokus dengan style Honey (Lutesha) yang banyak ganti gaya. Kece dan keren, sih. Selain itu, saya jadi sadar konten Sheila Dara dan Lutesha di reals akun Instagram Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang benar adanya. Jadi Aurora itu berat, karena sepanjang adegannya ia harus banyak bawa koper (bukan ekspektasi keluarga) alias jadi tukang angkut. Heuheuheu.
Yang kangen Aurora, yuk buruan nonton mumpung masih hangat di bioskop!