KOTOMONO.CO – Tidak banyak orang yang tahu bahwa jika ingin ikut memberikan andil dalam dunia penerbangan tidak harus menjadi pilot maupun ilmuwan pesawat. Melainkan menjadi awak kabin utawa pramugari dan pramugara pun rupanya bisa memberikan dampak yang besar.
Seorang awak kabin, sebelum bertugas mereka harus melalui pendidikan yang membutuhkan kedisiplinan tinggi. Tugas pramugari dan pramugara bukan hanya melayani penumpang selama didalam kabin, tetapi juga memastikan keselamatan mereka. Dalam kondisi darurat, tidak jarang harus berkorban dan mementingkan proses evaluasi para penumpang. Mereka dituntut untuk dapat bekerja dengan cepat dan tetap tenang ketika ada insiden membahayakan.
Penasaran dengan sosok pelopor penerbangan dunia yang sangat menginspirasi? Simak tuntas pembahasan pada artikel ini ya!
Orang-orang Penting yang menjadi pelopor penerbangan dunia
Sebagai awak kabin, pramugari atau pramugara tidak hanya harus cekatan dalam menyiapkan kebutuhan penumpang. Kesigapan saat terjadi masalah dalam penerbangan juga harus mereka kuasai.
Sayangnya, tidak semua orang dengan mudah bisa bekerja dalam dunia penerbangan. Setidaknya keempat tokoh ini membuktikan bahwa mereka harus berjuang untuk dapat menjalankan profesinya tersebut. Siapakah mereka?
1. Heinrich Kubis
Pria kelahiran Jerman tanggal 16 Juni 1888 ini merupakan awak kabin pertama yang mengudara dengan pesawat balon udara Zeppelin. Awal penerbangan, Kubis merupakan satu-satunya pramugara yang bekerja pada Deutsche Lutfschiffahrts Aktiengesellschaft atau DELAC.
Sebelumnya Kubis bekerja di berbagai hotel mulai dari Carlton Hotel London sampai dengan Ritz in Paris. Selama bekerja tersebut Kubis bertemu dengan banyak tokoh dan ilmuwan.
Perkenalannya dengan founder DELAC telah merubah nasibnya. Sebagai awak kabin Kubis beberapa kali mengalami insiden yang hampir merenggut nyawanya. Namun jiwanya sebagai pramugara selalu mendahulukan keselamatan penumpang.
Kecelakaan pertama dan merupakan insiden mematikan terjadi di Zeppelin LZ 129 Hindenburg. Berikutnya, pesawat yang menjadi tempatnya bekerja mengalami kebakaran hebat di Lakehurst, New Jersey.
Kecelakaan ini terjadi pada tanggal 6 Mei 1937. Kubis dengan sigap menyelamatkan seluruh penumpang dengan cara memintanya untuk melompat dan akhirnya semua selamat.
2. Ellen Church
Wanita cantik yang menjadi pramugari pertama ini sebelumnya bekerja sebagai perawat. Ellen Church sebenarnya mempunyai keahlian sebagai pilot. Namun untuk menenangkan penumpang selama penerbangan, Steve Stimpson, manajer Boeing menilai bahwa perlu ada seorang perawat yang bertugas di kabin.
Penerbangan pertama yang dilakukan oleh wanita kelahiran Cresco, Iowa Amerika Serikat ini terjadi tanggal 15 Mei 1930. Dengan pesawat Boeing 80A, Ellen Church melayani 14 penumpang. Rutenya dari Oakland/ San Francisco menuju Chicago dengan lama penerbangan 20 jam dan 13 kali pemberhentian.
BACA JUGA: Maestro Tari Bali Ni Ketut Arini, Sang Penjaga Tradisi Bali
Ellen Church menikah dengan Presiden Terre Haute First National Bank bernama Leopard Briggs Marshall. Namun sayang, satu tahun setelah pernikahan tersebut sebuah kecelakaan yang terjadi ketika menunggang kuda telah merenggut nyawanya.
3. Edith Lauterbach
Awak kabin wajib berterima kasih pada pramugari satu ini. Berkat jasanya kesejahteraan pramugari mendapat perhatian dari maskapai dan meningkat setiap tahun. Edith Lauterbach memulai karirnya dalam dunia penerbangan pada tahun 1944.
Association of Flight Attendant yang dulu bernama Airline Stewards Association merupakan hasil perjuangannya. Jika sebelumnya pramugari yang menjadi awak kabin sering mendapat perlakukan diskriminasi, berkat suara Edith Lauterbach bisa lebih baik dan sejahtera.
Perjuangan Edith Lauterbach dan rekan-rekannya patut mendapat apresiasi. Hasil usaha pionir hak asasi perempuan dalam dunia penerbangan ini sekarang dapat dinikmati oleh semua pramugari. Tidak heran jika bekerja sebagai awak kabin kini menjadi cita-cita bagi banyak perempuan.
4. Ruth Carol Taylor
Sebagai minoritas, peluang Ruth Carol Taylor untuk berkarir di ranah publik sangat kecil. Wanita keturunan Afro-Amerika ini mulai bekerja pada dunia penerbangan sejak melamar sebagai pramugari di Trans World America tahun 1957.
Perjuangannya untuk dapat bekerja di Amerika Serikat tidak mudah. Dia beberapa kali mengalami penolakan. Namun tekadnya yang kuat untuk menunjukkan pada dunia bahwa ras tidak mempengaruhi seseorang dalam bekerja, khususnya di Amerika membuatnya terus mencoba.
BACA JUGA: Janis Joplin, Queen of Blues Berjiwa Merdeka
Akhirnya, Mohawk Airlines menerimanya sebagai salah satu awak kabin. Sampai akhir hayatnya Taylor mendedikasikan diri untuk karir dan memperjuangkan hak perempuan serta sebagai aktivis minoritas.
Pelopor penerbangan dunia telah membuktikan bahwa menjadi awak kabin tidak mudah. Bahkan harus mementingkan keselamatan penumpang dari dirinya sendiri. Pada awalnya, kesejahteraan mereka juga kurang bagus. Namun sekarang tentu sudah berubah.
Menjadi pramugari dan pramugara memberi peluang mendapat banyak pengalaman. Meski tantangan dan resiko dalam menjalankan karir sangat besar, namun itu tidak mengurangi semangat banyak anak muda untuk mencobanya.